DUDUK 2 JAM JADI JUTAWAN

Nih Dia !

DUA CALEG PKS DIPERIKSA POLISI


JEMBER - Kepolisian Resor Jember meminta keterangan dari panitia pelaksana dan penanggungjawab kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyusul insiden keracunan nasi bungkus tempo hari.
Dua orang yang diperiksa itu adalah Nur Hasan, ketua panitia yang juga calon anggota legislatif nomor urut 1 Daerah Pemilihan IV, dan Hisbullah Huda, caleg nomor 2 dapil yang sama.
Kepala Kepolisian Resor Jember AKBP M Nasri mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mengetahui penyebab keracunan.
"Sementara ini bahwa para korban sebelum keracunan, makan tempe, mi, dan ayam. Tapi kami masih menunggu pemeriksaan teknis dari rumah sakit," kata Nasri, Selasa (31/3).
Kepolisian belum melihat ada unsur kesengajaan dalam insiden keracunan tersebut. Mengenai kelalaian panitia, polisi masih terus melakukan pendalaman. Sementara itu, Ketua Panitia Pengawas Pemilu Jember Agung Purwanto menyerahkan kasus itu ke kepolisian.
"Itu sudah masuk ranah kepolisian. Panwascam juga belum melaporkan," katanya. Sebanyak 19 orang peserta kampanye PKS sebagian besar anak-anak mengalami keracunan, usai mengikuti kampanye partai itu, Minggu (30/3) sore. kim


[+/-] Selengkapnya...

BUKA KEBEKUAN BACABUP JEMBER 2010


JEMBER – Beberapa tahun terakhir ini dialog terkait pemimpin Jember masih buntu. Bahkan beberapa kelompok kajian di Jember belum berani mewacanakan Bakal Calon Bupati Jember (Bacabup) di Pilkada 2010.
Tapi, tidak untuk kali ini. Dengan tujuan mulia ingin menyadarkan masyarakat Jember, H Agus S (49) warga Dusun Sanggar, Desa Subo, Kecamatan Pakusari ini mau ditempeli predikat itu semua. Bahkan dia akan sungguh – sungguh jika rakyat memintanya memimpin Jember.
Lelaki tegap asal Desa Subo, Kecamatan Pakusari ini membuka kebekuan wacana bursa Cabup di Pilkada 2010 mendatang. H Agus, di berbagai kesempatan dengan tokoh masyarakat, ulama, dan kyai yang diundang dalam acara manakib, hingga maulid Nabi SAW telah menyatakan diri siap menjadi pelayan masyarakat Jember.
Dia bahkan tak mau memperdulikan perhitungan politik model apapun ketika dia menyatakan sikapnya tegas mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Jember di Pilkada 2010 mendatang.
Tentu saja dia hanya mau melirik mekanisme pencalonan melalui jalur Independen. Tapi dia sadar itu bukan hal mudah. Direktur PT Radio Marisa Pakusari ini, mengatakan perjuangan calon Independen masih akan sulit karena diganjal Parpol besar peraih kursi di Pileg 2009 yang tinggal 9 hari lagi ini.
“Kita lihat hasilnya Pilleg 9 April 2009 ini. Kita akan putuskan melalui jalur Independen atau melalui kendaraan partai politik saja,” ujar H Agus S yang dikenal dermawan dan suka menolong anak yatim piatu ini di rumahnya.
Lelaki dengan segudang pengalaman hidup ini merupakan kepercayaan salah satu Taipan dari negeri Sakura Jepang. Dia kembali ingin mengingatkan rakyat Jember bahwa membangun Jember itu sangat mudah.
“Hanya butuh, ketulusan, dan kejujuran saja. Jika tidak ada maka negeri Jember ini akan hancur. Rakyatnya sengsara, dan yang miskin semakin banyak,” tegasnya.
Kenapa harus mencalonkan jadi Bupati Jember ?. Kata nya dia bertekad rakyat Jember tidak akan ada yang miskin, dengan dibukanya kesempatan lapangan kerja.
Dengan sistem pertanian bagus, sistem penciptaan lapangan pekerjaan luas maka dia yakin kemiskinan di Jember bisa ditekan maksimal. Suami Maria (40) ini akan mengaktifkan Badan Amil Zakat di Desa dan Kecamatan secara maksimal.
Dengan kekuatan keyakinan dan semangat tinggi dan kejujuran maka tidak ada yang tidak mungkin meraih kursi Bupati, dan merubah paradigma berpikir rakyat Jember yang terjajah menjadi pencipta dan kreatif. “Bisnis saya akan saya tinggalkan di luar negeri. Dan akan saya tarik ke Indonesia semuanya,” ujarnya.
Jika niatnya didukung masyarakat menjadi Cabup 2010 Pilkada Jember maka “Tinggal buktikan saja tidak perlu janji,” ujar H Agus, yang kiprahnya di masyarakat tidak bisa dihitung lagi. kim


[+/-] Selengkapnya...

PERAMPOK 1,2 MILLIAR SPESIALIS NASABAH BANK DIBEKUK



JEMBER - Kepolisian Resor Jember berhasil mengindetifikasi dua kelompok perampok nasabah bank yang diduga mendalangi beberapa aksi kejahatan nasabah bank di Jember 3 tahun terakhir.
Para pelaku tersebut adalah profesional. Dan khusus dalam beraksi menyikat nasabah bank. Polisi terus mengembangkan temuannya. “Ada beberapa warga Jember yang terlibat," ujar Kepala Polres Jember AKBP M Nasri, Selasa (31/3) kemarin.
Saat ini, Polri telah meringkus komplotan pelaku perampokan nasabah bank berjumlah tiga orang. Mereka juga pernah beraksi di beberapa tempat selain Jember, yakni Jakarta dan Surabaya.
Diantara ketiga tersangka itu adalah, Mohammad Mujur. Perampok spesialis nasabah bank ini mengakui dalam aksi perampokan itu dia bertugas sebagai pengemudi mobil sewaan.
"Kalau dapatnya kita mesti bagi rata- semua,” ujarnya.
Dari catatan dan penyelidikan polisi Mad Mujur dan 2 kawannya telah melakukan perampokan di 24 lokasi di Jember. Nilai hasil rampokan mencapai Rp 1,2 miliar. Kini Polisi tetap berharap kepada nasabah untuk tetap berhati-hati saat membawa uang menuju bank dan keluar bank.
Jika perlu, nasabah harus dikawal polisi. Jika terpaksa berhenti di tengah jalan, diminta agar berhenti di tempat yang aman, atau pos polisi terdekat.
Mohammad Mujur bin Maksuli, yang ditangkap saat makan – makan ikan bakar itu diringkus dan mengaku berasal sebagai warga Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Polisi selain itu membekuk Mohammad Imron alias Feri, warga Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar, dan Iwan Adityawan, warga Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk.
Dari data pengakuan mereka ke polisi untuk sementara ada sekitar 24 aksi perampokan yang diakui di Jember, dan 2 lokasi di Banyuwangi. Nominal hasil rampokan mencapai Rp 1,2 miliar.
"Ketiganya pernah ditangkap Polwiltabes Surabaya karena kasus serupa," ujar Kapolres AKBP M Nasri.
Polisi selain meringkus keduanya juga menyita barang bukti, yakni mobil Toyota Avanza warna silver bernopol B 1329 OQ, sepeda motor Scorpion Z nopol AG 5808 KS, 13 slip penyetoran dari empat bank, kunci T, 11 paku, sebilah pisau belati, sebilah clurit, dan sebuah sandal tertancap paku.
Modus aksi para pelaku ini selain mengincar nasabah yang keluar bank. Mad Mujur bertugas mengawasi nasabah dengan masuk ke dalam bank berpura-pura mengantri hendak menyetor uang.
Ia mencari tahu, nasabah mana yang membawa duit banyak. Setelah berhasil menemukan mangsa, Iwan Adityawan bertugas menguntit mobil nasabah dengan sepeda motor.
Saat mobil berhenti di perempatan lampu lalu lintas, ia memasang sandal tertancap paku di bawah ban mobil itu. Jika sandal dilindas ban mobil nasabah akan kempis, dan berhenti di suatu tempat. Di saat itulah para penjahat ini beraksi.
"Para pelaku kami tangkap saat makan di warung ikan bakar Kahyangan. Kami membuntuti mereka, setelah menerima laporan dari satpam Bank Jatim tentang tindak tanduk Mad Mujur yang mencurigakan," kata Nasri. Para pelaku dijerat pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara. kim


[+/-] Selengkapnya...

PULUHAN AYAM JAGO MATI MENDADAK


JEMBER - Sedikitnya 72 ekor ayam jago dan ayam betina jenis kampung milik warga Jl Manggar lingkungan Gebang Poreng, Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang mati mendadak tiga hari terakhir.

Kemarin, puluhan ayam terlihat baru mati mendadak dan langsung warga berinisiatif membakar sendiri tanpa adanya penyemprotan dari petugas Dinas Peternakan. Pasalnya, petugas Dinas Peternakan datang terlambat.
Sementara itu beberapa warga di lingkungan RW 3 Gebang Poreng kali ini sedang was – was terhadap ternak mereka akan mati mendadak serupa yang dialami tetangganya. Setiap pagi hari ternak warga itu mati menggelepar dengan tandatanda membiru seperti keracunan.
Ada indikasi kematian ternak mendadak itu terkait penyebaran virus Flu Burung (Avian Influenza) yang sempat menyerang beberapa tempat di Kabupaten Jember tahun 2008 kemarin. Tahun 2009 ini, kejadian pertama menimpa warga lingkungan Gebang Poreng Kecamatan Patrang.
Korban ternak mati mendadak itu adalah B Sas sepuluh ekor, B Yeni ekor, B Nur Yasin 5 ekor, P Hamid 4 ekor, P Sajar 21 ekor, P Durahman 10 ekor, Hanif 6 ekror, P Yus 5 ekor dan P Mul 7 ekor. Kini warga mengaku menderita kerugian cukup besar. Sebab, ayam yang mati itu jenis jago ayam bangkok aduan. Warga khawatir kejadian itu adalah terkait flu burung.
Petugas Dinas Peternakan ditunggu warga hingga sore tak kunjung muncul. Warga pun tak sabar dan ketakutan jika virus itu segera menyebar. Warga saat itu bermaksud untuk menunggu petugas Dinas Peternakan karena ingin segera mengetahui penyebab kematian ternak mereka.
“Warga banyak yang terpaksa membuang ke sungai karena tidak mengerti. Sebab, petugas tidak segera muncul. Kita yang masih mengerti sebagian langsung membakarnya,” ujar warga Gebang Edi S. kim

[+/-] Selengkapnya...

JAPER SITEGANG DENGAN KPUD




MINTA AUDIT DANA PENDATAAN PEMILIH 6 MILLIAR


JEMBER – Aksi unjuk rasa massa Jaringan Pemilih Rasional (Japer) yang dilakukan hanya beberapa gelintir orang saja ini mengundang perhatian semua pihak termasuk aparat keamanan Polres Jember yang menerjunkan beberapa pasukannya, Selasa (31/3) kemarin.
Unjuk rasa damai ini diwarnai aksi bakar simbolik berkas Daftar Pemilih Tetap (DPT) baik di Kantor Bapenduk Capil hingga di Kantor KPUD Jember di Jl Kalimantan. Suasana tegang dan nyaris adu jotos terjadi antara koordinator aksi Kustiono, demonstran Sudarsono, dengan anggota KPUD Divisi Pendataan dan Pemutakhiran Data Pemilih Hannan Kukuh.
Karena tak puas, dengan jawaban dan respon Hannan Kukuh, koordinator aksi Kustiono Musri membubarkan aksinya memilih kabur dari ruang KPUD Jember. Dia di halaman KPUD membakar berkas – berkas DPT yang disimbolkan dengan kerdus warna putih kotak ditulisi “DPT = Daftar Pemilih Tipu – Tipu”.
Sebelumnya, Hannan Kukuh berusaha menjelaskan kepada demonstran bahwa proses pendataan pemilih sudah dilakukan benar. Jika dalam pemutakhiran data masih ditemukan masyarakat yang belum terdata sebagai pemilih tetap, maka bisa dilakukan penggantian. Jika ditemukan orang meninggal bisa dicoret. Hal ini diakui pekerjaan tidak mudah dan memakan waktu lama.
Tapi oleh Kustiono , jawaban itu masih bersifat normatif dan mengelak dari tanggungjawab. Jika diproses secara benar baik tahapan DP4 hingga DPS dan menjadi DPT secara transparan maka akan didapat data yang baik. Salah satu yang fatal adalah KPUD tidak menyiapkan software khusus untuk entry data selain data manual excel sheet tersebut.
“Kalau entry data seperti itu tidak ada program khusus maka tidak bisa dikontrol jika ada NIK ganda, atau nama balita. Karena tidak ada variabel kontrol dalam data pemilih itu. Masak DP4 dari bapenduk diserahkan 5 April 2008 itu tidak diapa – apakan,” curiga Kustiono.
Hannan lantas mengelak, dia malah mengatakan kenapa baru sekarang ini ada protes menjelang Pemilu. Sementara itu dia sudah memberikan waktu pengumuman data pemilih di tiap PPS beberapa hari. Pernyataan inilah yang lantas memantik emosi massa. Kustiono, Sudarsono, dan Nurdiansyah Rahman marah karena anggota KPUD dinilai sangat kerdil tidak memahami tupoksi sebagai abdi negara.
“Kamu itu digaji, ngomongnya jangan ngawur. Sialan. Kalau begitu apa yang telah kamu kerjakan dalam proses data DPT itu. Ayo.. mana dana yang 6 milliar itu,” ujar Sudarsono, mencak – mencak.
Akhirnya, massa merangsek keluar setelah sebelumnya mencak – mencak dan marah – marah. Massa Japer sambil membakar simbol DPT di halaman KPUD itu meminta KPUD diaudit terkait pengelolaan anggaran pendataan dan pemutakhiran pemilih selama ini.
“Kalau begitu, kita akan kejar KPUD ini sampai di mana pertanggungjawaban dana Rp 6 milliar terkait pendataan pemilih itu, masak hasilnya amburadul kayak begini. Ada balita jadi pemilih, turis jadi pemilih, wartawan tidak masuk DPT, dan macam – macam, ada yang usia warga menjadi minus 51 dan lain sebagainya,” teriak Kustiono.
Selain mendesak dilakukan audit terhadap anggaran dana KPUD itu, Japer juga meminta kepada aparat pemerintah Pusat terutama untuk segera merevisi data pemilih tetap seluruh Indonesia untuk diproses dengan software dan teknologi. kim


[+/-] Selengkapnya...

CALON BUPATI JEMBER H AGUS

JEMBER – Wacana calon Bupati Jember (Cabup) 2010 masih asing dihembuskan. Tapi, tidak bagi H Agus. Lelaki tegap asal Desa Sumberpinang, Kecamatan Pakusari ini membuka kebekuan wacana bursa cabup dalam Pilkada 2010 mendatang.

H Agus, mengatakan siap mencalonkan diri sebagai calon Bupati Jember di Pilkada 2010 mendatang. Tentu saja lebih mudahnya dia melirik mekanisme pencalonan melalui jalur Independen. Tentu saja bukan hal mudah. Sebab, perjuangan calon Independen juga masih berhadapan dengan parpol yang berlaga di Pemilu 2009 ini.
“Kita lihat hasilnya Pilleg 9 April 2009 ini. Kita akan putuskan melalui jalur Independen atau melalui kendaraan partai politik saja,” ujar H Agus yang dikenal dermawan dan suka menolong anak yatim piatu ini di rumahnya.
Lelaki dengan segudang pengalaman hidup ini mengatakan hanya satu keinginannya kenapa dia ingin menjadi Bupati Jember dan mencalonkan diri. Dia hanya ingin membawa rakyat Jember yang miskin itu menjadi sejahtera, dan tidak lagi dibebani dengan lilitan kebutuhan hidup tinggi.
Dengan sistem pertanian yang bagus, dan sistem penciptaan lapangan pekerjaan yang sangat luas maka dia yakin kemiskinan di Jember akan bisa ditekan semaksimal mungkin. Dia juga akan mengaktifkan Badan Amil Zakat di Desa dan Kecamatan – Kecamatan.
Dengan kekuatan keyakinan dan semangat menjalankan syarita keIslaman yang tinggi maka tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini dapat berubah. Termasuk merubah paradigma berpikir masyarakat Jember yang inlander saat ini atau terjajah.
H Agus, selama ini tidak pernah terlihat berbisnis di Indonesia, tapi bisnisnya dilakukan di luar negeri. Hubungan dengan dunia luar negeri selama ini sangat baik. Jika niatnya didukung masyarakat tentu saja rakyat Jember akan menjadi sejahtera dan makmur.
“Kita tidak perlu janji. Tapi bukti nyata sudah saya lakukan. Lihat saja di lingkungan sekitar saya tidak ada orang kesulitan,” ujar H Agus menyapa kebekuan wacana Calon Bupati Jember 2010 mendatang ini. kim

[+/-] Selengkapnya...

PENJUAL CILOK DIGANJAR 4 BULAN


TERDAKWA MONEY POLITIK SURUHAN CALEG PKPB

JEMBER - Penjual cilok Tonaji, warga Pakusari – terdakwa kasus dugaan money politik – yang dilakukan caleg PKPB Sanusi Mochtar Fadillah, diganjar majelis hakim Pengadilan Negeri Jember dengan hukuman 4 bulan penjara, dan denda Rp 4 juta, Senin (30/3) kemarin.

Melihat itu, kuasa penasehat hukum prodeo terdakwa Wigit Prayitno, SH tak menerimakan vonis itu. Pengacara yang mendampingi sejak vonis dibacakan ini segera mengirim surat ke Panitia Pengawas Pemilu Jember dan Kepolisian agar Caleg Partai Karya Peduli Bangsa Sanusi Mochtar Fadillah diadili.
Tonaji sebelumnya sama sekali tidak didampingi kuasa hukum. Baru saat vonis dia didampingi Wigit Prayitno. Tapi melihat keputusan hakim itu terdakwa dan pengacara kecewa dengan putusan hakim vonis 4 bulan penjara dan denda Rp 4 juta kepada Tonaji tersebut.
"Hakim keliru menerapkan pasal 274 UU No 10 Tahun 2008 tentang pemilu. Pasal itu ditujukan untuk pelaksana kampanye, yakni pengurus partai, caleg, juru kampanye, orang-perseoranga dan organisasi yang terdaftar di KPU," tegas Wigit.
Tonaji jelas bukan pelaksana kampanye dan tidak bisa dijerat tuduhan politik uang. Ia tak pernah terdaftar sebagai pengurus Partai Karya Peduli Bangsa, atau Tim Sukses Caleg PKPB Sanusi Fadillah Mochtar di KPU Jember.
Wigit menilai, jika kasus terhadap Tonaji dibiarkan, akan membahayakan masyarakat. Penegak hukum wajib mengejar penanggungjawab kampanye Sanusi Fadillah Mochtar. "Kami akan mengirim surat ke Panwaslu dan kepolisian, agar orang Sanusi benar - benar diproses," tegasnya.
Tonaji dilaporkan membagikan KTA PKPB dengan foto Sanusi Fadillah Muchtar Januari 2009. KTA itu ditengarai berbau politik uang, karena ada janji-janji pemberian santunan jika Sanusi terpilih sebagai anggota DPRD Jember.
Di KTA itu tertulis, pemegang KTA bila meninggal dunia akan mendapat santunan Rp 1 juta. Bagi pemegang KTA yang melaksanakan hajatan akan mendapat Rp 500 ribu. Pemegang KTA juga berhak mendapat usulan dana jaring aspirasi masyarakat (jasmas).
Tonaji sebagai tetangga ingin membantu tapi penjual bakso cilok ini malah diproses hukum. Dia divonis 4 bulan penjara dan denda Rp 4 juta subsider 1 bulan kurungan.
Vonis dijatuhkan majelis hakim Prio Santoso, SH di PN Jember. Kuasa hukum Tonaji, Wigit Prayitno, gagal membaca pledoi. Karena majelis hakim menganggap di sidang sebelumnya, Tonaji sudah memberi pembelaan secara lisan.
“Kita akan banding,” ujarnya.
Tonaji menyatakan banding, sementara JPU Hari SH menyatakan pikir-pikir. Hakim memberi waktu tiga hari untuk mengirim berkas banding. Vonis ini lebih ringan daripada tuntutan jaksa yakni 6 bulan penjara dan denda Rp 6 juta. Tonaji dijerat pasal 87 KUHP jo 274 UU nomor 10 tahun 2008 jo pasal 56 ayat 1 KUHP jo pasal 64 ayat 1 KUHP. kim

[+/-] Selengkapnya...

PESERTA KAMPANYE PKS ANAK – ANAK KERACUNAN

JEMBER - Ada sekurangnya 19 orang peserta kampanye Partai Keadilan Sejahtera, 8 orang di antaranya anak- anak mengalami keracunan usai mengikuti kampanye.

Dewan Pimpinan Daerah PKS Jember menurunkan tim untuk menginvestigasi kejadian itu, Senin (30/3). PKS menggelar kampanye di lapangan Gumukmas, Minggu (29/3). Seperti kampanye biasanya simpatisan yang datang mendapat jatah makanan berupa nasi bungkus.
"Setelah acara, kami mendapat laporan bahwa 19 orang mengalami keracunan. Sepuluh orang dari Gumukmas, dan 9 orang dari Kencong," kata Sekretaris DPD PKS Jember Sudiyanto.
Sedikitnya 9 orang dirawat di Puskesmas setempat, dan sisanya dirawat di rumah. Senin pagi ini, mereka yang dirawat di Puskesmas berangsur membaik dan mulai pulang. Tapi pengurus PKS masih menunggu laporan di lapangan.
“Kita cari tahu kenapa dari 3.000 orang peserta, kok hanya 19 yang keracunan. Untuk penyebab pastinya, kami menunggu hasil penelitian laboratorium dari Puskesmas," ujarnya.
Dia berjanji akan membeber temuan tim investigasi. Siangnya Pengurus Partai Keadilan Sejahtera Jember masih bingung mencari tahu penyebab keracunan 19 peserta kampanye partai ini.
Semua peserta selama diduga keracunan nasi berlauk ayam goreng. Sekretaris PKS Jember Sudiyanto mengatakan, semua nasi bungkus itu dimasak di posko partai sendiri. Yang makan dengan lauk telur tidak apa-apa. Ada 19 orang itu makan dengan lauk ayam.
“Tapi kenapa yang makan lauk ayam tidak apa-apa. Padahal kami membagikan nasi untuk 3.000 orang," ujarnya. Mengenai adanya anak-anak yang menjadi korban, Sudiyanto ikut prihatin. "Kami sudah mengimbau kepada kader dan simpatisan untuk tidak membawa anak-anak saat kampanye," tegasnya. kim

[+/-] Selengkapnya...

JAPER HARI INI DEMO DPT

JEMBER – Jaringan pemilih rasional (Japer) berencana berunjuk rasa ke KPUD Jember hari ini Selasa (31/3) pagi. Isu yang diusung adalah amburadulnya Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Jember dan nasional selama ini.

Kustiono Musri, juru bicara Japer menegaskan dalam penelitiannya di beberapa sampel di Kecamatan Kota dan beberapa TPS ditemukan daftar nama pemilih anak – anak, atau pemilih di bawah usia 12 tahun. Bahkan usia balita juga ditemukan.
Selain itu nama orang yang sudah meninggal juga masih ditemukan masuk di DPT. Hal ini membawa keprihatinan tersendiri bagi Japer karena peradaban yang dicita – citakan masih jauh dari angan. Belum lagi soal will policy dari aparat pemerintah dalam melakukan pendataan penduduk selama ini dan berikut anggarannya.
“Kita akan menyoal semua hal terkait pendataan pemilih di Kabupaten Jember ini. Terutama sistem pendataan tingkat nasional juga sangat bobrok,” ujar Kustiono Musri.
Kenapa dia unjuk rasa ? Menurutnya, biar publik tahu dan mengetahui jika persoalan DPT sebenarnya merupakan masalah serius bagi Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK) di Republik ini. Bahkan ada kecurigaan tidak ada kemauan baik dari Pemerintah selama ini untuk melakukan pendataan penduduk secara benar.
“Ada NIK ganda, dan double KTP. Bahkan ada kecurigaan tidak mau menerapkan Undang – Undang No 23 tahun 2006 tentang pendataan penduduk,” ujar Kustiono Musri.
Aksi unjuk rasa itu akan digelar di KPUD Jember. Sebelumnya massa yang diprediksi sebanyak 20 orang itu akan berunjuk rasa di Kantor Bapenduk Capil meminta penjelasan terkait pendataan penduduk DP4 selama ini yang diberikan ke KPUD Jember sebagai bahan awal pendataan. Jika ternyata DP 4 sama dengan DPT berarti ada indikasi ketidakseriusan KPUD dalam menjalankan tahapan P2DP dari DPS hingga DPT.kim

[+/-] Selengkapnya...

PILKADA JEMBER 2010

SIAPA SAJA YANG AKAN MUNCUL ??

JEMBER – Pergulatan pemikiran, mulai menggelinding hingga menjadi wacana siapakah pemimpin baru Kabupaten Jember 2010 mendatang. Kali ini berbagai prediksi telah muncul siapakah yang akan menjadi pemimpin baru Jember 2010 esok.
Apakah masih tetap Muhammad Zaenal Abidin Djalal (MZA DJALAL) yang memimpin Jember ?. Jawabannya ada di tangan masyarakat Jember secara keseluruhan. Pemilu Kepala Daerah (pilkada) 2010 sudah diambang pintu.
Kali ini berbagai ornamen Pilkada telah banyak muncul. Tak jarang kekuatan lama masih dimunculkan lagi untuk mengimbangi kekuatan baru MZA Djalal, yang diindikasikan akan mencalonkan kembali kali keduanya.
Ada beberapa kelemahan dan kekuatan yang dimiliki Bupati incombent saat ini. Lobi politik ke tingkat nasional dan aparat hukum bagi MZA Djalal, sangat tinggi. Bahkan melebihi kekuatan lama mantan Bupati Syamsul Hadi Siswoyo yang tumbang di akhir kepemimpinannya karena dugaan korupsi.
Sebuah permainan politik tingkat tinggi. Banyak yang menuding hukum politik berlaku di Jember. Dan pemainnya kaliber nasional semuanya. Bahkan, nasional bisa dikendalikan dari Kabupaten kecil di ujung Jawa Timur ini.
Wacana yang akan muncul dalam Pilkada 2010 adalah : MZA Djalal (incumbent). Lalu muncul pula Kusen Andalas, Sip. Wabup Jember ini berkeinginan membesarkan PDIP, bahkan menguasai arena Kabupaten Jember kalau perlu sebagai amanat Hj Megawati Soekarno Putri.
“Jadi orang nomor dua itu, ya tetap nomor dua,” ujar kader PDIP, asal Kaliwates mendorong pencalonan Kusen Andalas, di Pilkada 2010 mendatang.
Prediksi lain, ada tokoh berperan nasional H Arum Sabil. Tokoh APTRI ini sering disebut sebagai calon Bupati Jember 2010. Tapi, dia tidak mau mengomentari hal itu sama sekali. Bahkan cenderung alergi jika disentuh bicara soal politik itu.
Milliarder asal Semboro Tanggul Jember ini, disebut – sebut telah mempersiapkan diri dalam pencitraan diri mencalonkan Bupati Jember 2010. Tapi tidak ada satupun pernyataan di atas yang dibenarkan oleh H Arum. Semuanya ditolak. Biasa.... politik.
Prediksi lainnya adalah munculnya nama Djunaidi Mahendra. Mantan Bupati Madiun 2 periode ini disebut akan pulang kampung dan mencalonkan diri di Pilkada 2010 Jember mendatang. Dia masih terganjal oleh aturan dan statusnya. Statusnya sudah tersangka di KPK. Dan aturan boleh mencalonkan lagi masih belum jelas.
Lalu yang sudah nyata deklarasi adalah Drs Bagong Sutrisnadi. Mantan Wabup Jember 1999-2005 ini tak ingin lagi ketinggalan kereta. Dia juga tak mau lagi jadi orang nomor dua. Targetnya orang nomor satu Jember. Modalnya cukup besar. Massa pendukung fanatik Bagong sangat tinggi. Dibanding MZA Djalal, massa pendukung Bagong lebih solid.
Tapi modal keuangannya minim. Piranti LSM, dan semua ornamen Bagong bisa memenuhi. Sementara moral dan etika, orang santun ini terkenal baik dan bijak. Bagong lebih diterima masyarakat sebagai Bupati yang jujur, dan beretika. Tapi, masyarakat saat ini sedang bobrok moralnya... wallahu A’lam.
Sementara itu, calon yang diprediksi muncul adalah ada nama Ir H Nur Yasin, MBA, caleg DPR RI Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). HM Yantit Budihartono Ketua DPD Golkar, Drs H Achmad Sudiono SH, Msi, (Kadiknas Pemkab Jember), Ir Hariyanto (Kadisperindag), serta pensiunan Camat Drs H Sardjono. Nama – nama terakhir ini akan meramaikan bursa Cawabup Jember 2010. kim

[+/-] Selengkapnya...

TKI ASAL JEMBER HILANG DI ARAB SAUDI

JEMBER - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terkena masalah di luar negeri masih saja terjadi. Kali ini Yayuh W (34) warga Desa Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, jadi korban kekejaman saat bekerja di Arab Saudi.
Menurut pengakuan mertua Yayuk W, Muhyi, 58 pada awalnya sekitar Juli 2008 mantunya itu direkrut oleh calo PJTKI bernama Kajud. "Hingga kini kami tidak ada informasi yang jelas tentang keberadaan Yayuk," kata Muhyi.
Kata Kajud, Yayu sudah dibawa PT Kemuning Bunga Sejati yang beralamat Jal Rawamangun Muka Selatan 15 Jakarta Timur. Di penampungan itu, dia tinggal selama 2 pekan dan sempat menjalani tes kesehatan. Tapi hasilnya, Yayuk tidak sehat dan tidak bisa diberangkatkan oleh PT Kemuning Bunga Sejati.
"Tapi selanjutnya Yayuk dipindak ke PT Ifan Margataman di Jakarta Timur dan setelah itampung
18 hari kemudian diberangkatkan ke Arab Saudi ke seorang majikan. Tapi tidak jelas alamat dan kepastiannya," katanya.
Senada diungkapkan kakak Yayuk, Mudrikah. Kata dia pihak keluarga sudah menanyakan ke Kajud dan majikan di Arab. "Jawabannya selalu tidak jelas. Kami mengadu ke Disnakertrans Jember, tapi tidak ditanggapi serius," kata Mudrikah.
Didampingi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jember melalui Ketuanya M Mufti mengatakan, Yayuk sebenarnya telah menjadi korban prekrutan TKI secara tidak sah karena PJTKI diduga tidak terdaftar di Disnakertrans Jember.
"Kami mendesak agar Disnakertrans bertanggungjawab mencari keberadaan Yayuk dan memenuhi hak-haknya agar bisa kembali ke Indonesia," kata M Mufti.
Dia juga menyesalkan pelayanan Disnakertrans Jember yang tidak menindalanjuti pengaduan TKI yang hilang misterius di Arab Saudi itu. Pihak SBMI Jember juga mendesak Disnakertrans Jember
agar menindak tegas tekong Kajud karena melanggar ilegal merekrut tenaga kerja.
Kepala Disnakertrans Jember M Thamrin tidak bersedia memberikan jawaban memuaskan. Melalui Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja Disnakertrans, Widiartomo mengatakan kalau pihaknya belum bisa memproses pengaduan keluarga korban TKI Yayuk karena Kepala Disnakertrans tidak ada di kantor.
Anggota Komisi D DRPD Jember Agus Hadi Santoso menyayangkan sikap Kepala Disnakertrans Jember itu. "Kok dinas tidak ada respon. Kita akan minta penjelasan kasus TKI hilang itu,” ujarnya.kim


[+/-] Selengkapnya...

31 CALEG TANDATANGANI PAKTA INTEGRITAS ANTI POLITIK UANG



Dimotori JAPER Beber Pakta Keliling Pasar


JEMBER - Aksi jaringan pemilih rasional (Japer) Jember mengumpulkan calon anggota legislatif (caleg) se Kabupaten Jember, dan Lumajang mendapat respon besar dari masyarakat. Tapi, sayang beberapa caleg saja dari undangan resmi ke 38 Parpol dan Caleg yang dilayangkan mendadak hanya dihadiri 31 caleg dari 11 Partai Politik, Jumat (27/3) siang.
Dari 31 caleg yang hadir itu, mayoritas dari Partai Demokrat, 11 orang. Kemudian disusul Partai Matahari Bangsa 5 orang, Partai Amanat Nasional 4 orang, PDIP 1 orang, Hanura 1 orang, Patriot 1 orang, PKNU 1 orang, PIS 1 orang, PDS 1 orang, PSI 2 orang, dan Golkar 2 orang.
Sebelumnya, para caleg diminta Japer untuk membeber sejauh mana komitmen para caleg tersebut untuk menolak praktek suap dan penggunaan uang dalam Pemilu 2009 kali ini. Para caleg juga ada yang secara terbuka membeber sejumlah dana yang selama ini digunakan untuk kampanye.
Dr Soebagio P dari Partai Demokrat untuk caleg DPR RI nomor urut 2 ini mengatakan bahwa selama ini dia untuk kebutuhan sosialisasi kepada konstituen pengurus, dan internal Partai Demokrat saja sudah menghabiskan dana Rp 450 juta.
“Saya setiap ke masyarakat dan mensosialisasikan diri, terus mengkampanyekan anti politik uang. Kalau perlu masyarakat jika didatangi para caleg boleh ambil uangnya, tapi tidak untuk memilih. Kita mendukung aksi ini,” ujar dr Soebagio.
Pengakuan yang tak kalah mengejutkan adalah caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk DPRD TK I Jatim, Rendra Wirawan. Dia mengaku untuk sosialisasi kepada internal partai dan juga biaya politik selama ini mulai sosialisasi nama hingga sekadar pamflet menghabiskan dana sekitar Rp 500 juta.
“Tentu saja anggaran itu sangat wajar. Saya kira hanya untuk sosialisasi, dan kebutuhan saksi semata,” ujar Rendra, malu – malu.
Sementara itu, Partai Matahari Bangsa (PMB) melalui calegnya di dapil 1 nomor urut 1 Dwi Heru Nugroho, mengatakan untuk kepentingan sosialisasi sudah menghabiskan uang sekitar Rp 45 juta. Jika digabung dengan saksi maka diprediksi menghabiskan uang sekitar Rp 90 jutaan.
Sekretaris Japer Kustiono Musri, menegaskan bahwa aksi Japer kali ini adalah untuk melihat sejauh mana para caleg ini berkomitmen untuk menolak politik uang dan praktek suap di Pemilu 2009. Karena politik uang hanya akan menghancurkan demokrasi Indonesia.
Ada 6 point isi pakta Integritas yang ditandatangani para caleg tersebut diantaranya, menolak semua bentuk praktek money politic, bertekad mengajak masyarakat untuk memerangani praktek suap, menolak praktek jual beli suara, tidak mengarahkan masyarakat memilih caleg dan iming – iming barang dan uang, mengajak masyarakat menolak politisi busuk, dan mengajak masyarakat mencontreng caleg yang jujur adil, peduli, etis dan religius.
“Jika semua pakta ini telah disetujui, maka kita akan tandatangani bersama dan kita bawa keliling pasar Tanjung ini,” teriak Kustiono memandu acara.
Selanjutnya aksi penandatanganan pakta integritas menolak politik uang ini dilakukan di jalan raya Samanhudi, depan pasar Tanjung dan kemudian diarak bersama – sama keliling Jl Samanhudi, Jl Diponegoro, dan Jl Trunojoyo. Selanjutnya aksi bubar dengan ditandai foto bersama caleg – caleg anti politik uang tersebut. kim


[+/-] Selengkapnya...

DOKTER RAKYAT MOTORI ANTI POLITIK UANG


JEMBER – Usai menandatangani pakta integritas penolakan anti politik uang, dr Soebagio Partodiharjo, Calon Legislatif DPR RI dari Partai Demokrat nomor urut 2 wilayah Dapil Jember Lumajang ini memotori gerakan anti politik uang secara meluas. Bahkan dia menjadi inspirator gerakan anti politik uang calon legislatif.
Dokter yang juga caleg Partai Demokrat ini, Jumat kemarin juga menghadiri acara yang digelar Jaringan Pemilih Rasional (Japer). Di acara Japer itu dia sempat mengajak semua caleg buka - bukaan dan transparan membeber biaya kampanye dan sosialisasi diri selama menjadi caleg. Alhasil, semua caleg berusaha terbuka menyebut dana biaya politik selama ini termasuk dirinya.
Kini, gerakan itu ditangkap dan dilanjutkan dengan mengajak semua anggota koalisi caleg anti money politik terus mengkampanyekan gerakan anti politik uang (Gertipu) ini secara meluas hingga Pemilu 9 April 2009 digelar.
Jaringan Pemilih Rasional (Japer) menggelindingkan gerakan ini dengan model lain. Dalam gerakan koalisi caleg anti politik uang yang dimotori dokter Rakyat Soebagio Partodiharjo caleg Partai Demokrat ini berusaha menggandeng LSM Gerakan Masyarakat Peduli Aspirasi Rakyat (GEMPAR).
Gempar dinilai sebagai LSM yang terbesar di Jember dengan beranggotakan 2000 orang di pelosok Desa. Gempar selama ini dikenal LSM bersih, dan memiliki arah perjuangan yang sama dalam memberi pendidikan politik, dan hukum yang benar kepada masyarakat.
Dengan personel besar ini, Gempar akan mengawal gerakan ini dan siap menyeret siapapun caleg yang terbukti melakukan praktek money politic di Pemilu saat ini. Dia menyesalkan aparat Panwaskab yang hingga kini tak maksimal kinerjanya mengungkap praktek money politic saat ini.
Ansori, Ketua LSM Gempar mengatakan dia berani gabung dengan dokter rakyat Soebagio Partodiharjo itu karena merasa prihatin dengan moral bangsa yang sudah kapitalis saat ini. Karena semua diukur dengan uang. Jika diteruskan maka politik yang terjadi adalah politik dagang sapi.
“Ini pendidikan rakyat yang tidak baik. Gempar akan mendukung gerakan anti politik uang ini, agar tidak menghasilkan wakil rakyat yang korupsi,” ujarnya.
Demikian juga dengan dokter Soebagio. Kata dia, selain sevisi dan searah dalam perjuangan mendidik masyarakat anti politik uang. Sebagai caleg dia tidak menginginkan jika yang terpilih ke depan adalah caleg yang selama ini menggunakan uang sebagai dewa. Karena dia yakin setelah jadi akan berusaha mengembalikan modalnya. Maka jalan yang dicurigai adalah korupsi lagi. kim

[+/-] Selengkapnya...

JAKSA MENANGIS DIHUJAT WARGA


JEMBER - Apes nasib jaksa penuntut umum (JPU) yang satu ini, Wahidah, SH. Dia dihujat warga dan pendamping saksi dari keluarga saksi B Satik usai sidang. Pasalnya, dia tidak mengajukan saksi kunci perkara dugaan perampasan dan hutang – piutang yang menimpa B Satik melawan B Sapiah, Rabu (25/3) kemarin.
Agus Sakera dari LSM Gagak Hitam, dan Ansori dari LSM Gempar marah – marah dan membentak JPU Wahidah. Hingga jaksa perempuan cantik ini tak terasa matanya sembab. Dia pun berusaha ditenangkan oleh Jaksa lain. Sementara Agus Sakera, dan Ansori menggebrak pintu Pengadilan Negeri Jember karena merasa kecewa dengan penanganan kasus itu.
Kedua LSM ini menengarai ada “permainan” dalam kasus ini sehingga akan disimpangkan dalam bentuk perdata. Padahal, korban ini merasa jadi korban perampasan dan penyitaan ilegal oleh keluarga B Sapiah, yang diduga rentenir ini.
Aksi gebrak – gebrak itu menghebohkan seisi PN Jember. Bahkan Ketua PN sempat turun dari ruangannya, dan menenangkan situasi. Proses persidangan diharapkan dijalankan secara semestinya dan tidak terjadi penghinaan terhadap lembaga Pengadilan.
Ceritanya, B Misri, yang didampingi Agus Sakera, menurut rencana dimintai keterangan oleh hakim Pengadilan Negeri Jember dalam kasus dugaan penggelapan uang milik B Sapiah. Perkaranya terkait hutang B Satik warga Dusun Curahancar Timur, Kecamatan Rambipuji kepada Bu Sapiah.
Hutang itu Rp 3 juta, ditambah Rp 1 juta itu berbunga 20 %. Rentenir B Sapiah ini tidak mau kesulitan menagih. Hingga suatu ketika korban sulit membayar. B Sapiah, mengaku belum menerima pembayaran dari korban Rp 2,4 juta. Padahal korban telah mencicilnya Rp 1,5 juta. Karena terlambat 3 bulan saja korban ditekan.
Dinilai tidak bisa mencicil aksi perampasan terjadi. Ranjang milik korban dirampas, ditambah sertifikat tanah. Tapi di tahun 2006 ranjang itu sebenarnya telah dijual ke B Misri, dengan harga Rp 250.000, tetangganya sendiri.
Sehingga kasus ini dilaporkan pencurian ke Mapolsek Rambipuji. Memasuki sidang ketiga untuk pemeriksaan 2 saksi ini, sempat digelar. Tapi kenapa tiba – tiba Jaksa Penuntut Umum (JPU) B Wahida, SH tidak mengajukan saksi ini ke persidangan.
Tapi, yang diperiksa hanya Ko – Gun (42) warga Sumbersari, tapi B Misri warga Rambipuji tidak dipakai. Karena tidak dipanggilnya saksi kedua B Misri oleh JPU LSM Gempar, Ansori, dan LSM Gagak Hitam Agus Sakera, memprotes kinerja JPU.
Aksi cekcok mulut terjadi antara Wahidah, JPU Kejari Jember dengan 2 LSM : Gempar dan Gagak Hitam. Ansori, merasa prihatin terhadap kinerja JPU yang tidak proporsional dan merugikan pihak korban karena saksi B Misri sebagai saksi kunci tidak diperiksa.
“Ini pasti ada apa – apa. Kita himbau Kajari Jember memberi sanksi kepada JPU nakal itu. Sanksi tegas sebagai punishment terhadap Jaksa nakal itu agar Kajari bisa lebih tegas dan proporsional ke depan. Jika tidak diberi sanksi, maka LSM Gempar dan Gagak Hitam akan melaporkan JPU itu ke Kejakgung,” ujar Ansori. kim


[+/-] Selengkapnya...

IBW SEGERA SOMASI BUPATI JEMBER

DISTRIBUSI RASKIN DISUNAT

JEMBER – Lama tak muncul, kasus distribusi beras untuk rakyat miskin kembali menuai masalah. Kali ini sesuai temuan LSM Indonesia Beureucracy Watch (IBW) Jember di Kecamatan Mumbulsari pembagian raskin tidak tepat sasaran.

Jumlah yang didistribusikan kepada warga tidak mampu itu diduga disunat. Jika menurut ketentuan, pembagian raskin tiap kepala keluarga miskin mendapat jatah 15 kilogram tapi praktiknya hanya 5 kilogram.
"Kami menemukan indikasi raskin yang dibagikan tidak sebanyak 15 kilogram, namun hanya 9 sampai 10 kilogram," kata Ketua IBW Jember Sudarsono.
Dia mendesak jika Pemkab Jember tidak memenuhi kekurangan raskin di Kecamatan Mumbulsari sesuai ketentuan maka akan melakukan somasi.
"Pemkab harus memberikan hak raskin sesuai standar yakni 15 kilogram sejak Maret sampai selanjutnya," tegasnya.
Sekadar diketahui, Jember mendapat jatah raskin sebanyak 41.357.880 kilogram untuk 229.776 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM).
Untuk kecamatan Mumbulsari terdapat 9.779 RTS-PM dengan jatah 146.685 kilogram per bulan atau 1.760.220 kilogram per tahun.
Di lain pihak, Asisten II Edi Budi Susilo masih belum memberikan jawaban sebelum dia melakukan kroscek petugas distribusi di Kecamatan Mumbulsari.
Sedang anggota Fraksi PDIP DPRD Jember Heri Budi Ermawan mengecam keras adanya dugaan penyunatan program raskin itu.
"Dugaan penyunatan itu kuat. Bisa dilakukan perangkat desa. Pihak Pemkab harus mengawasi jika perangkat desa terlibat maka bisa disanksi," ujar anggota Komisi D dari PDIP ini.kim

[+/-] Selengkapnya...

PULUHAN WARGA MISTERIUS MASUK DPT


JEMBER - Masih saja ada temuan. Kali ini persoalan Daftar Pemilih Tetap (DPT) menemui masalah. Panwascam Sumbersari menemukan terdapat puluhan warga tidak dikenal alias misterius terdaftar di DPT.

Ketua Panwascam Sumbersari Siswoyo membeber, di salah satu kelurahan di 2 TPS Kelurahan Kranjingan, terdapat 80 orang yang tidak dikenal tapi tertulis di DPT.
"Kita menerima DPT final dari KPU baru sehari lalu, tapi setelah kami cek untuk sementara di 11 tempat pemungutan suara, ada 80 orang tidak dikenal masuk DPT dan itu rawan saat pemilu berlangsung," ujar Siswoyo.
Selain itu, dia juga menemukan ribuan nomor induk kependudukan (NIK) yang tertera di DPT tidak sesuai standar NIK KTP.
"Kami menduga kesalahan itu dilakukan sistematis. Mungkin data di DPT itu tidak pernah dicek atau dicocokkan," ujarnya.
Dia mencontohkan, DPT di TPS 22 Karangrejo terdapat 379 pemilih tidak mencantumkan NIK secara benar. Mestinya NIK itu 16 digit, tapi hanya ditulis 6 digit dan seluruhnya sama ber-NIK 350921.
Hal serupa juga terdapat di TPS 2 Karangrejo yang menyebutkan hanya 111 dari 397 pemilih dalam DPT yang memiliki NIK lengkap 16 digit. Sedangkan di TPS 56 Gumuk Kerang, NIK pada angka terakhir diurutkan begitu saja mulai dari pemilih nomor 1 sampai 428.
Anggota Panwascam Bagus Barlian mengatakan dengan munculnya dugaan kesalahan DPT itu maka memungkinkan jika pemilu berlangsung dan muncul nama pemilih orang lain. Tapi pemilih sebenarnya tidak ada.
"Itu berpotensi pengglembungan suara," kata Bagus.
Dia juga menambahkan, di TPS 18 Antirogo sebagian besar NIK pemilih diakhiri dengan huruf T yang tidak diketahui maksudnya. "Kami merekomendasikan ini ke Panwaslu dan KPU untuk disikapi agar tidak muncul masalah yang lebih besar," ujarnya.
Sedang Ketua PPK Sumbersari Ahmad Hairosi mengatakan, pihaknya mendapatkan data itu dari Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (P2DP). Soal adanya perbedaan NIK dalam DPT menurutnya merupakan kesalahan teknis dan sebenarnya nama-nama itu memang sudah ada orangnya secara riil.
"Bagaimana lagi ada 82 ribu pemilih lebih, kemungkinan kesalahan itu hanya salah entri data saja.Sebab komputer kami hanya 1 dan sebagian ada yang entri di-rentalan komputer," kata Ahmad Hairosi.
Sebelumnya, Kantor Imigrasi Jember menangkap Muhammad Tobi imigran gelap asal Banglades yang tinggal 7 tahun tanpa dokumen resmi di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Jember.
Setelah ditelusuri, Tobi faktanya masuk DPT dan ikut pemilu Tahun 2004, Pilkada 2005, pilgub Jatim tahun 2008 dan nyaris akan mengikuti pemilu April. Sedang Ketua KPUD Jember Sudarisman mengaku baru kali ini dirinya menerima informasi WNA masuk dalam DPT.
"Yang jelas itu tidak benar. Ya, harus dicoret dia dari DPT," kata Sudarisman. Dia menambahkan, pemutakhiran data DPT itu berasal dari data mentah Bapenduk melalui data sistem adminsitrasi kependudukan (SIAK).
Hal itu diduga juga memungkinkan kesalahan entri NIK pada DPT. Ketika masuk daftar agregat sudah masuk data kependudukan, maka itu yang dipakai patokan. "KPU tinggal mevalidasi saja yang penting sudah diatas 13 tahun keatas dan sudah menikah, kalau ada data lain dan bertentangand engan data Bapenduk, maka itu otomatis akan dicoret," sergahnya. kim

[+/-] Selengkapnya...

CALEG GUGAT BUPATI JEMBER 1 MILLIAR

TAK TERIMA PENCOPOTAN BALIHO

JEMBER - Aksi pencopotan dan penertiban baliho, atribut partai dan caleg di beberapa tempat terutama di kawasan Segitiga Emas, berbuntut panjang. Caleg - caleg yang tak terima gambarnya dicopoti memilih menggugat Bupati Jember Rp 1 milliar.
Salah satunya adalah Hadiyanto. Caleg dari Partai Pekerja dan Pengusaha Indonesia berang dan tak terima karena pencopotan spanduk dan balihonya secara sepihak.
Bahkan caleg DPR-RI daerah pemilihan IV Jember-Lumajang ini menggugat perdata Bupati Jember MZA Djalal Rp 1 miliar. Hadiyanto – yang juga jurnalis foto Antara ini – mengatakan setidaknya ada 3 titik balehonya di Kecamatan Tempurejo dicopot paksa Satpol PP dan Panwascam.
"Padahal penempatan baleho kami tidak menyalahi aturan, yang jelas saya dirugikan atas pencopotan baleho itu sebab potensi suara saya bisa hilang," kata Hadiyanto.
Secara serius, pria kelahiran Jember ini segera mendaftar gugatan perdata itu ke Pengadilan Negeri Jember secepatnya.
Dia melaporkan Panwaskab Jember ke Polres Jember karena Panwascam salah dalam melakukan tindakan pencopotan baleho. Sayang penyidik menolak laporan itu dan meminta melapor ke Panwaskab.
"Saya kecewa sekali. Saya sudah datangi Panwascam dan Panwaskab mau mencopot baleho kok pakai aturan Perda, mestinya pakai UU Pemilu dong,” ujarnya.
Sedang anggota Panwaskab Jember Divisi Pengawasan M Syaifudin mengatakan, penurunan baleho dilakukan petugasnya bersama Satpol PP di lokasi tertentu misalnya, segitiga emas perkotaan, tempat peribadatan dan pendidikan.
"Kita masih proses laporan itu. Nanti akan kita bahas apakah pelanggaran Perda atau bukan. Contoh barang buktinya sudah kami amankan," kata M Syaifudin usai adu mulut dengan Hadiyanto.
Berdasar data yang masuk ke Panwaskab, laporan kekecewaan atas pencopotan baleho caleg masih baru kali pertama terjadi. Sedang laporan masyarakat lain berupa pelibatan anak-anak di bawah umur dalam kampanye semisal PDIP Jember saat mendatangkan Megawati pekan lalu belum diproses.kim


[+/-] Selengkapnya...

SANUSI LEMPAR TANGGUNGJAWAB

MONEY POLITIK PENJUAL CILOK VS CALEG PKPB

JEMBER - Calon anggota legislatif Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Sanusi Muchtar Fadillah masih belum saja mengakui telah menyuruh penjual pentol cilok menyebarkan kartu bergambar dirinya berisi menjanjikan dana kematian, tunjangan hajatan dan pernikahan kepada masyarakat secara luas di Kecamatan Mayang.
Kini Tonaji, dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan 6 bulan penjara serta denda Rp 6 juta subsider 1 bulan kurungan. Dalam sidang itu terungkap KTA Sanusi itu dinilai melanggar UU Pemilu No 10 tahun 2008, karena menjanjikan uang .
"Peredaran itu tanpa sepengetahuan saya. Katanya punya saya, padahal tidak ada bukti atau saksi penerimaan KTA dari saya. Tonaji itu bukan pengurus PKPB, bukan koordinator kecamatan atau desa. Kapan saya ketemu Pak Tonaji,” ujar Sanusi.
Sanusi, mengatakan Tonaji mendapat KTA bergambar dirinya dari Sofyan. Sementara itu Tonaji membantah keras pernyataan Sanusi. "Sofyan tetangga saya. Tapi saya diberi KTA itu oleh Pak Sanusi sendiri," ujarnya.
Sanusi, mengatakan seharusnya yang wajib marah adalah dia. Sebab Tonaji yang melaporkan Sanusi ke Polisi. "Dia mau menjebak saya, tapi dia sekarang kena sendiri,” ujarnya.
Sebelumnya, Tonaji mengaku kesal karena benar – benar disuruh Sanusi mengedarkan itu dengan imbalan uang Rp 100 ribu. Dia juga mengaku sempat memarahi Sanusi melalui ponsel.
Tonaji terdengar gusar. Kini nasibnya di ujung tanduk, setelah JPU menuntut 6 bulan penjara dan denda Rp 6 juta subsider 1 bulan kurungan karena terlibat politik uang.
"Saya menunggu keajaiban Pak Sanusi (Sanusi Fadillah Muchtar, caleg PKPB), dia bisa membantu atau tidak. Kalau tidak, kini harapannya adalah Pak Hakim," ujar Tonaji.
Tonaji membeber dia dimintai bantuan oleh Sanusi menyebarkan kartu tanda anggota Partai Karya Peduli Bangsa. Sanusi yang kini masih anggota DPRD Jember ini mencalegkan lagi. Karena tetangga dengan Sanusi, warga Dusun Rowo Desa Pakusari Kecamatan bersedia. Dia beri Rp 50 ribu jika bisa menyebar 100 lembar KTA. Dia sukses menyebarkan 200 lembar dan bayarannya Rp 100 ribu.
Sial. Panwascam Pakusari menyemprit. Ia dianggap terlibat penebaran janji berbau politik uang.
Pasalnya di lembar KTA tertera tiga janji Sanusi bagi pemegang KTA, jika terpilih lagi sebagai anggota DPRD Jember : bila meninggal dunia akan mendapat santunan Rp 1 juta; bila melaksanakan hajatan akan mendapat Rp 500 ribu; berhak mendapat usulan dana jaring aspirasi masyarakat (jasmas).
Sialnya, Sanusi mengelak ikut bertanggungjawab. Tonaji mengaku kesulitan untuk bertemu Sanusi. Padahal, gara-gara kasus ini, Tonaji sudah tak sempat lagi berdagang cilok dari sekolah ke sekolah. "Sekarang istri saya, Siti Fatimah, yang berjualan," tegasnya.
Usai sidang, Tonaji meminjam ponsel ke salah satu pengunjung sidang. Dia langsung menghubungi Sanusi. Tanpa tedeng aling-aling, ia langsung meminta tanggungjawab Sanusi.
"Saya mau minta tanggungjawab Anda," kata Tonaji dengan nada tinggi. "Ini masalah hukum. Bagaimana lagi, Pak?" kata Sanusi di seberang sana.
"Berarti penjara enam bulan ini ditanggung saya sendiri? Denda Rp 6 juta ini saya tanggung sendiri?" tukas Tonaji. "Lho, sampeyan kan bisa banding jika nanti ada keputusan," ujar Sanusi.
Percakapan memanas. Tonaji tetap minta tanggungjawab Sanusi. Tapi caleg tetap mengelak dan menyebut semua kesalahan Tonaji sendiri. Karena emosi Tonaji menyumpahi Sanusi dalam bahasa Madura.
"Sudahlah, tak masalah kalau situ tidak mau tanggungjawab. Biar saya tanggung sendiri hukuman penjara dan dendanya Rp 6 juta," sambil nada mengancam.kim


[+/-] Selengkapnya...

JAPER SERUKAN SMS ANTI “SERANGAN FAJAR”

JEMBER - Pesan singkat atau Short Massage Service (SMS) yang menyerukan kepada pemilih agar tak tergoda dengan "serangan fajar" atau politik uang dari calon anggota legislatif (caleg) saat Pemilu Legislatif 9 April 2009, diwacanakan oleh Jaringan Pemilih Rasional (Japer).

Sebelumnya, Japer akan mengadakan pertemuan beberapa caleg untuk ajak menyetujui gerakan anti politik uang. Pertemuan itu direncanakan diikuti beberapa caleg dari DPR RI, DPRD TK I, dan DPRD TK II sesuai undangan ke parpol dan caleg yang disebar.
Parpol diminta mengirimkan calegnya yang mau berkomitmen dan berkoalisi dengan JAPER untuk tidak menggunakan uang dalam Pemilu Legislatif 2009 ini. Jika parpol tidak mengirimkan sama sekali, maka parpol tersebut dapat dikategorikan menolak kampanye anti politik uang.
Sementara itu, sosialisasi gencar dilakukan tentus aja dengan kalimat dan isi kata SMS tersebut diserahkan sepenuhnya kepada masing – masing partai politik dan caleg yang telah berkomitmen untuk menolak politik uang.
"Waspadai pembodohan politik dengan janji-janji tidak realistik. Legislatif berkewenangan untuk fungsi membuat undang-undang/peraturan daerah, mengawasi pemerintah dan membuat serta menetapkan anggaran pembangunan. Jangan tukar hak pilih kita dengan sembako dan uang,” ujar Kustiono Musri, Sekretaris Japer.
Sejumlah warga Kota Jember hingga kini masih dinina bobokkan dengan beberapa aksi para caleg yang telah diindikasikan menggunakan politik uang. Bahkan terakhir Japer melaporkan Sanusi Mochtar Fadillah, dari PKPB yang dinilai telah melanggar dengan mengedarkan kartu anggota untuk bisa ditukar dengan uang jaminan kematian, perkawinan, dan hajatan.
Jika di kota lain, penyeru anti politik uang lebih menyembunyikan diri, tapi di Jember JAPER berani menyerukan komitmen anti politik uang itu dan bahkan sebagai promotor anti Politik Uang dalam Pemilu Legislatif kali ini.
Japer menyerukan bahwa sebagai pemilih yang cerdas masyarakat harus bisa menentukan pilihannya dan sesuai dengan hati nurani, termasuk sesuai dengan kapabilitas para caleg.
Sementara itu, beberapa warga yang ikut menyaksikan kampanye anti politik uang yang digelar Japer di Pasar Induk Tanjung, Kota Jember Jl Samanhudi Jember itu terlihat sedikit berubah mimiknya saat dalam Pemilu Legislatif kali ini mereka harus menolak menerima uang.
“Kalau uangnya saja diambil, tapi tidak memilih orang itu bagaimana. Kan itu sah – sah saja,” ujar salah seorang warga Pasar Tanjung, yang juga pedagang baju ini.
Melihat hal itu, tahapan masyarakat demikian ini adalah sebagai langkah awal menuju kesadaran politik bagi masyarakat agar bangunan demokrasi Indonesia tidak runtuh karena bisa dibeli dengan uang.
“Demokrasi kita akan bisa berubah menjadi Kapitalis, dan elit parpol dan pemerintahan jika dibiarkan seperti ini menggunakan uang sebagai segala – galanya, maka Indonesia akan hancur,” ujar Kustiono Musri.
Beberapa caleg yang bergabung dan berkoalisi anti politik uang itu diantaranya yang terbanyak hadir adalah caleg DPR RI, dan DPRD TK I. Sementara Caleg DPRD TK II tidak banyak yang hadir. kim

[+/-] Selengkapnya...

KERTAS SUARA TERTANDAI CALEG PDIP

JEMBER - Sekitar 10 ribu kertas surat suara dinyatakan rusak oleh Komisi Pemilihan Umum Jember. Ribuan di antaranya sudah tertandai pada kolom seorang calon anggota legislatif PDI Perjuangan.

KPU Jember mencatat, kerusakan terbesar ada di kertas suara untuk DPR RI Daerah Pemilihan Jatim IV, yakni 9.542 lembar. Kerusakan berupa robek.
"Sebagian besar tertandai noda hitam di kolom caleg nomor urut 2, Arif Wibowo dari PDI Perjuangan," kata Kepala Sub Bagian Umum Sekretariat KPU Jember, Wahyudi.
Sementara kerusakan untuk kertas suara DPRD Jember, sementara ini hanya mencapai 311 lembar. Sementara untuk kertas suara DPRD Jawa Timur, mencapai 1.400 lembar. Akibat kerusakan kertas suara DPR RI yang mencapai nyaris 10 ribu lembar, logistik kertas suara untuk Kecamatan Kaliwates mengalami kekurangan 6.500 lembar.
"Ini akan kami laporkan ke KPU pusat. Nanti kertas suara yang rusak akan kami musnahkan bersama petugas kepolisian," kata Wahyudi. kim


[+/-] Selengkapnya...

BUPATI JEMBER AJUKAN PK

JEMBER - Mantan Bupati Jember, H Samsul Hadi Siswoyo, kini berupaya hukum lain. Dia sebelumnya dijatuhi hukuman pidana 6 tahun penjara dan denda Rp 900 juta oleh Mahkamah Agung (MA) beberapa waktu lalu memilih mengajukan Peninjauan Kembali (PK).

PK ini baru saja diajukan Samsul melalui kuasa hukumnya, Edy Waluyo SH. Sayang Samsul menolak komentar terkait pengajuan PK ini. Tapi sebelumnya Samsul selalu menuturkan bahwa dia merasa tidak bersalah karena tidak ada kerugian negara, dan tidak pernah menikmati uang negara.
Terbukti, sejumlah pejabat yang terkait dengan perkara itu lolos dari jerat hukum dan dinyatakan bebas. Seperti Sekda Jember, Djoewito, sebagai Ketua Anggaran Pemkab Jember divonis bebas.
Humas Pengadilan Negeri Jember, Aminal Umam, SH membenarkan pengajuan PK ini. "Pengadilan Negeri Jember secara resmi sudah menerima pengajuan PK kasus korupsi kas daerah dengan terpidana mantan Bupati Samsul," tegasnya. kim

[+/-] Selengkapnya...

CALON MERTUA DIHABISI

JEMBER - Hanya karena dipicu rencana tunangan digagalkan, Abdul Karim (17), warga Kaliglagah Kecamatan Sumberbaru, nekad menghabisi nyawa calon mertuanya sendiri dalam aksi perkelahian ala Madura (carok) di Pasar Rabu (25/3).

Ikhwal kejadian itu bermula saat, Abdul Karim merencanakan bertunangan dengan Yuli, anak Pak Saru yang kini berusia 12 tahun. Tapi sepulang Karim dari Malaysia, Pak Saru hendak menikahkan Yuli dengan orang lain.
Marah dan cemburu. Karim merasa tak terima karena menyangkut harga diri. Dia lantas mendatangi Pak Saru di Pasar - tempat calon mertuanya ini biasa menjadi tukang ojek. Sekitar pukul 08.00 WIB ribut - ribut terjadi. Carok tak terelakkan. Karim dan Pak Saru bersilat dengan senjata tajam.
Tapi, akhirnya P Saru tewas dengan luka bacok di sekujur tubuhnya. Hanya butuh waktu beberapa jam, polisi meringkus pelaku. Abdul Karim ternyata tidak sendirian. Usai diringkus, giliran ayahnya bernama Pak Toni diringkus. "Diduga pelaku lebih dari dua. Kita jerat pasal berlapis," ujar Kapolres Jember AKBP M Nasri SIK.kim

[+/-] Selengkapnya...

Caleg PKPB Ingkar Tanggungjawab

Penjual Pentol Cilok Terancam

JEMBER - Calon anggota legislatif Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Sanusi Muchtar Fadillah masih belum saja mengakui telah menyuruh penjual pentol cilok menyebarkan kartu bergambar dirinya berisi menjanjikan dana kematian, tunjangan hajatan dan pernikahan kepada masyarakat secara luas di Kecamatan Mayang.

Kini Tonaji, dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan 6 bulan penjara serta denda Rp 6 juta subsider 1 bulan kurungan. Dalam sidang itu terungkap KTA Sanusi itu dinilai melanggar UU Pemilu No 10 tahun 2008, karena menjanjikan uang .
"Peredaran itu tanpa sepengetahuan saya. Katanya punya saya, padahal tidak ada bukti atau saksi penerimaan KTA dari saya. Tonaji itu bukan pengurus PKPB, bukan koordinator kecamatan atau desa. Kapan saya ketemu Pak Tonaji,” ujar Sanusi.
Sanusi, mengatakan Tonaji mendapat KTA bergambar dirinya dari Sofyan. Sementara itu Tonaji membantah keras pernyataan Sanusi. "Sofyan tetangga saya. Tapi saya diberi KTA itu oleh Pak Sanusi sendiri," ujarnya.
Sanusi, mengatakan seharusnya yang wajib marah adalah dia. Sebab Tonaji yang melaporkan Sanusi ke Polisi. "Dia mau menjebak saya, tapi dia sekarang kena sendiri,” ujarnya.
Sebelumnya, Tonaji mengaku kesal karena benar – benar disuruh Sanusi mengedarkan itu dengan imbalan uang Rp 100 ribu. Dia juga mengaku sempat memarahi Sanusi melalui ponsel.
Tonaji terdengar gusar. Kini nasibnya di ujung tanduk, setelah JPU menuntut 6 bulan penjara dan denda Rp 6 juta subsider 1 bulan kurungan karena terlibat politik uang.
"Saya menunggu keajaiban Pak Sanusi (Sanusi Fadillah Muchtar, caleg PKPB), dia bisa membantu atau tidak. Kalau tidak, kini harapannya adalah Pak Hakim," ujar Tonaji.
Tonaji membeber dia dimintai bantuan oleh Sanusi menyebarkan kartu tanda anggota Partai Karya Peduli Bangsa. Sanusi yang kini masih anggota DPRD Jember ini mencalegkan lagi. Karena tetangga dengan Sanusi, warga Dusun Rowo Desa Pakusari Kecamatan bersedia. Dia beri Rp 50 ribu jika bisa menyebar 100 lembar KTA. Dia sukses menyebarkan 200 lembar dan bayarannya Rp 100 ribu.
Sial. Panwascam Pakusari menyemprit. Ia dianggap terlibat penebaran janji berbau politik uang.
Pasalnya di lembar KTA tertera tiga janji Sanusi bagi pemegang KTA, jika terpilih lagi sebagai anggota DPRD Jember : bila meninggal dunia akan mendapat santunan Rp 1 juta; bila melaksanakan hajatan akan mendapat Rp 500 ribu; berhak mendapat usulan dana jaring aspirasi masyarakat (jasmas).
Sialnya, Sanusi mengelak ikut bertanggungjawab. Tonaji mengaku kesulitan untuk bertemu Sanusi. Padahal, gara-gara kasus ini, Tonaji sudah tak sempat lagi berdagang cilok dari sekolah ke sekolah. "Sekarang istri saya, Siti Fatimah, yang berjualan," tegasnya.
Usai sidang, Tonaji meminjam ponsel ke salah satu pengunjung sidang. Dia langsung menghubungi Sanusi. Tanpa tedeng aling-aling, ia langsung meminta tanggungjawab Sanusi.
"Saya mau minta tanggungjawab Anda," kata Tonaji dengan nada tinggi. "Ini masalah hukum. Bagaimana lagi, Pak?" kata Sanusi di seberang sana.
"Berarti penjara enam bulan ini ditanggung saya sendiri? Denda Rp 6 juta ini saya tanggung sendiri?" tukas Tonaji. "Lho, sampeyan kan bisa banding jika nanti ada keputusan," ujar Sanusi.
Percakapan memanas. Tonaji tetap minta tanggungjawab Sanusi. Tapi caleg tetap mengelak dan menyebut semua kesalahan Tonaji sendiri. Karena emosi Tonaji menyumpahi Sanusi dalam bahasa Madura.
"Sudahlah, tak masalah kalau situ tidak mau tanggungjawab. Biar saya tanggung sendiri hukuman penjara dan dendanya Rp 6 juta," sambil nada mengancam.kim

[+/-] Selengkapnya...

JAPER SERUKAN SMS ANTI “SERANGAN FAJAR”

JEMBER - Pesan singkat atau Short Massage Service (SMS) yang menyerukan kepada pemilih agar tak tergoda dengan "serangan fajar" atau politik uang dari calon anggota legislatif (caleg) saat Pemilu Legislatif 9 April 2009, diwacanakan oleh Jaringan Pemilih Rasional (Japer).

Sebelumnya, Japer telah mengadakan pertemuan beberapa caleg yang menyetujui anti politik uang. Bahkan dalam pertemuan itu Japer mengumpulkan beberapa caleg dari DPR RI, DPRD TK I, dan DPRD TK II yang disebar dengan undangan ke partai politik masing – masing peserta pemilu.
Parpol itu diminta untuk mengirimkan utusannya baik melalui surat atau datang langsung untuk menyatakan komitmen dan berkoalisi dengan Japer untuk tidak menggunakan uang dalam Pemilu Legislatif 2009 ini.
Kalimat dan isi kata – kata SMS itu diserahkan sepenuhnya kepada masing – masing partai politik dan caleg yang telah berkomitmen untuk menolak politik uang.
"Waspadai pembodohan politik dengan janji-janji tidak realistik. Legislatif berkewenangan untuk fungsi membuat undang-undang/peraturan daerah, mengawasi pemerintah dan membuat serta menetapkan anggaran pembangunan. Jangan tukar hak pilih kita dengan sembako dan uang,” ujar Kustiono Musri, Sekretaris Japer.
Sejumlah warga Kota Jember hingga kini masih dinina bobokkan dengan beberapa aksi para caleg yang telah diindikasikan menggunakan politik uang. Bahkan terakhir Japer melaporkan Sanusi Mochtar Fadillah, dari PKPB yang dinilai telah melanggar dengan mengedarkan kartu anggota untuk bisa ditukar dengan uang jaminan kematian, perkawinan, dan hajatan.
Jika di kota lain, penyeru anti politik uang lebih menyembunyikan diri, tapi di Jember JAPER berani menyerukan komitmen anti politik uang itu dan bahkan sebagai promotor anti Politik Uang dalam Pemilu Legislatif kali ini.
Japer menyerukan bahwa sebagai pemilih yang cerdas masyarakat harus bisa menentukan pilihannya dan sesuai dengan hati nurani, termasuk sesuai dengan kapabilitas para caleg.
Sementara itu, beberapa warga yang ikut menyaksikan kampanye anti politik uang yang digelar Japer di Pasar Induk Tanjung, Kota Jember Jl Samanhudi Jember itu terlihat sedikit berubah mimiknya saat dalam Pemilu Legislatif kali ini mereka harus menolak menerima uang.
“Kalau uangnya saja diambil, tapi tidak memilih orang itu bagaimana. Kan itu sah – sah saja,” ujar salah seorang warga Pasar Tanjung, yang juga pedagang baju ini.
Melihat hal itu, tahapan masyarakat demikian ini adalah sebagai langkah awal menuju kesadaran politik bagi masyarakat agar bangunan demokrasi Indonesia tidak runtuh karena bisa dibeli dengan uang.
“Demokrasi kita akan bisa berubah menjadi Kapitalis, dan elit parpol dan pemerintahan jika dibiarkan seperti ini menggunakan uang sebagai segala – galanya, maka Indonesia akan hancur,” ujar Kustiono Musri.
Beberapa caleg yang bergabung dan berkoalisi anti politik uang itu diantaranya yang terbanyak hadir adalah caleg DPR RI, dan DPRD TK I. Sementara Caleg DPRD TK II tidak banyak yang hadir. kim

[+/-] Selengkapnya...

BUKA PENDAFTARAN CALEG ANTI MONEY POLITIK


JEMBER – Jaringan Pemilih Rasional (Japer) merasa prihatin dengan kondisi masyarakat, politik kekinian. Masyarakat sudah bertindak sangat pragmatis, dan tidak mau diajak berpikir panjang terhadap tatanan kehidupan masa depan. Tapi, lebih cenderung mementingkan urusan uang, dan material.
Jika dibiarkan maka kondisi ini akan mengakibatkan tatanan Demokrasi Indonesia akan runtuh, dan berganti kepada demokrasi Kapitalis. Negara Indonesia lambat laun akan menjadi Kapitalis. Untuk itu demi mencegah praktek Pragmatisme politik di kalangan masyarakat maka Japer merasa perlu melakukan gerakan kampanye anti korupsi bagi caleg, dan cara – cara bersih dalam kampanye serta tidak menggunakan money politik.
“Kegiatan money politik, kampanye memberikan uang kepada masyarakat agar disuruh memilih caleg yang bersangkutan itu harus kita lawan. Masyarakat harus sadar, dan politisinya juga harus melek. Rakyat sekarang butuh teladan. Jika semua melakukan money politik maka kejatuhan demokrasi Indonesia di depan mata,” ujar Kustiono Musri, Sekretaris Japer.
Japer dalam agenda ini, mulai Rabu (25/3) membuka pendaftaran bagi calon anggota legislatif baik DPR RI, DPRD TK I, DPRD TK II Jember untuk beramai – ramai berkomitmen menolak praktek politik uang, tolak money politik, tolak korupsi dan menolak segala bentuk kecurangan dalam Pemilu.
“Kita menolak dan mewaspadai adanya praktek money politik. Pemilu 9 April 2009 sudah banyak dalam catatan kita yang telah menggunakan money politik untuk meraih suara. Maka kita warning agar semua Caleg dari semua tingkatan untuk bersama – sama kami bergabung menolak money politik saat coblosan,” ujar Kustiono Musri.
Pendaftaran itu bisa disampaikan langsung di Sekretariat Japer Jl Gajah Mada VII No 24 Jember. Cukup datang dan menandatangani pakta integritas di bawah sumpah untuk menolak praktek money politik mulai hari ini. “Dari 725 caleg se Jember, ditambah DPR RI dan DPRD TK I maka semuanya kalau perlu menandatangani pakta integritas itu. Bagi yang tidak mau, tidak mendengar pengumuman ini maka dianggap mendukung money politik,” tegas Kustiono.kim


[+/-] Selengkapnya...

WNA BANGLADESH ILEGAL MASUK DPT PEMILU 2009


JEMBER - Temuan demi temuan dugaan adanya indikasi penyimpangan sistemik terhadap pendataan pemilih tetap (DPT) menjelang Pemilu 2009 ini kian transparan. Bahkan ada indikasi KPUD di beberapa daerah di Indonesia tidak menggunakan pendataan (P2DP) yang benar, dan sistem komputerisasi yang salah kaprah alias soft ware manual.
Sehingga banyak ditemukan masyarakat pemilih yang tidak terdaftar, dan terdaftar tapi sulit dihapus dari DPT. Jaringan Pemilih Rasional (Japer) akan membeber hal itu dalam konferensi pers khusus kepada masyarakat secara luas dalam waktu sepekan ini.
Dugaan manipulasi dan kesalahan daftar pemilih tetap makin (DPT) ini baru – baru ini terungkap di Kantor Imigrasi Jember. Saat itu kantor ini menangkap Muhammad Tobi imigran gelap asal Banglades yang tinggal 7 tahun tanpa dokumen resmi di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
Setelah ditelusuri, Tobi masuk DPT dan mengikuti pemilu Tahun 2004, Pilkada Jember Tahun 2005, dan Pilgub Jatim Tahun 2008. Bahkan nyaris hendak mengikuti pemilu 9 April April nanti.
Kepala Kantor Imigrasi Jember Jon Rais mengatakan, berdasar pengakuan Tobi dia memang terdaftar dalam DPT dengan mengurus KPT yang diduga palsu.
"Tapi akhirnya ketahuan kalau dia imigran gelap dan akan kita deportasi," ujar Jon Rais, Selasa (24/3).
Tobi diketahui menikah dengan Evita warga Kelurahan Gebang dan masuk ke Indonesia tahun 2002 setelah kenal saat menjadi TKW di Malaysia. Ketua Panwaslu Jember Agung Purwanto mendesak agar KPUD Jember merekomendasikan pencoretan nama Tobi dari DPT.
"Sesuai Undang – undang yang bisa memiliki hak pilih dalam pemilu adalah warga negara Indonesia. KPUD perlu koordinasi untuk penelusuran dengan koordinasi bersama Kantor Imigrasi soal WNA yang terdaftar dalam DPT," desak Agung Purwanto.
Ketua KPUD Jember Sudarisman SS mengaku baru kali ini menerima informasi WNA masuk DPT. "Yang jelas itu tidak benar. Ya, harus dicoret dia dari DPT," ujarnya.
Model pemutakhiran data DPT itu berasal dari data mentah Bapenduk melalui data sistem adminsitrasi kependudukan (SIAK). Saat masuk daftar agregat sudah masuk data kependudukan, maka itu yang dipakai patokan.
"KPU tinggal mevalidasi saja yang penting sudah di atas 13 tahun ke atas dan sudah menikah, kalau ada data lain dan bertentangan dengan data Bapenduk, maka itu otomatis akan dicoret," tandasnya.
Di lain tempat Sekretaris Jaringan Pemilih Rasional (Japer) Jember Kustiono menyayangkan DPT yang kurang valid ini. "Perkiraan kami, masih banyak DPT yang bermasalah, itu bisa memancing konflik saat pemilu nanti sebagai warning kita di awal tahun," kata Kustiono.
Dia mendesak agar KPUD dan Bapenduk Jember serius memvalidasi data DPT, jika tidak maka antusias warga dalam pemilu akan rendah dan rawan diselewengkan peserta pemilu. kim


[+/-] Selengkapnya...

PERJUANGKAN RESTORASI NASIONAL




*Puluhan Ribu Massa Golkar Penuhi GOR Jember

JEMBER - Puluhan ribu massa simpatisan Partai Golkar, dan kader Golkar se wilayah Jember Lumajang tumplek blek di GOR PKPSO Kaliwates Jember, Senin (23/3) siang. Massa terlihat bersemangat dan mengelu – elukan tokoh nasional Surya Paloh, yang menjabat Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Pusat diiringi oleh penyanyi dangdut Ibu Kota Kristina.

Ketua Pelaksana Drs H Mahmud Sardjujono, yang juga Ketua OKK DPD Golkar Jatim mengatakan peserta yang hadir di GOR mencapai 13.000 orang melebihi target yang dicanangkan. Semua organisasi sayap Partai Golkar terlihat hadir secara perwakilan, dan beberapa pengasuh Ponpes yang tergabung dalam perhimpunan kyai kampung dan langgaran sebanyak 9000 orang hadir secara perwakilan. Belum ditambah LDII, pengajian Al Hidayah, Perempuan Golkar, dan binaan petani hutan Jember.
“Semua warga Golkar Jember dan Lumajang ini tidak pernah surut memperjuangkan dan membesarkan Partai Golkar. Kita masih akan merindukan arahan dari Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Pusat, Bang Surya Paloh... hidup Surya Paloh,” teriak H Mahmud, usai mengakhiri laporannya.
Sebelumnya, penyanyi dangdut Kristina sempat tampil dengan dua lagu. Massa pun merangsek dan memadati areal bawah panggung. Massa terlihat hiruk pikuk meneriakkan yel – yel “hidup partai golkar – hidup partai Golkar” terutama saat Kristina, mantan istri Al Amin Nasution ini mengumandangkan lagu yang diaransir dengan kata – kata “Partai –Golkar disambut dengan teriakan nomor 23 oleh massa dan kader Golkar secara serentak. Ditambah lagi orasi singkat DR Soenarjo, Ketua DPD Partai Golkar Jatim. “Saya tidak ingin Golkar di daerah – daerah ada konflik tajam antar caleg. Kita bersama – sama ingin membesarkan Partai Golkar,” teriak DR Soenarjo.
Surya Paloh, yang datang diusung dengan kesenian Reog Ponorogo ini, tampil sekitar 20 menit berorasi. Dalam pidato politiknya Surya Paloh, menegaskan bahwa Partai Golkar adalah partai yang sudah terbukti dan teruji. Terpaan dari eksternal tidak pernah berhenti. Tapi, Partai Golkar tetap maju dan tanpa berhenti memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
Ke depan, Partai Golkar adalah partai yang mempelopori terjadinya Restorasi Nasional. Masyarkat harus memiliki rasa keadilan, duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Yang terpenting adalah betapa rakyat Indonesia saat ini membutuhkan keteladanan nasional para tokoh elit politik dan pemerintahan.
“Yang tidak konsisten terhadap pernyataannya, dan sekadar janji. Masyarakat tidak akan mempercayainya,” ujar Surya Paloh, disambut tepuk riuh massa Golkar memenuhi GOR PKPSO Kaliwates.
Dalam restorasi nasional ke depan jika Partai Golkar sebagai pemenang dalam Pemilu 2009 ini akan memperbaiki jati diri dan citra bangsa dengan semangat idieologis yang kuat. Karena dengan meletakkan dasar negara secara utuh maka masyarakat baru bisa dikatakan bangkit. Kuncinya adalah keteladanan nasional, dan konsistensi elit parpol dan pemerintah dalam berperilaku. kim

[+/-] Selengkapnya...

SURYA PALOH BAKAL GONCANG JEMBER

JEMBER – Bos Metro TV Surya Paloh, yang juga pengurus DPP Partai Golkar dipastikan hadir ke Jember, bersama beberapa rombongan pengurus DPP Partai Golkar lain, Sarwan Hamid, Hatta Mustafa, dan beberapa pengurus lain, Senin (23/3) pukul 10.00 WIB di GOR PKPSO Kaliwates Jember.
Kabar di luaran sebenarnya jadwal yang datang ke Jember adalah Jusuf Kalla. Tapi, setelah dikonfirmasikan ternyata Wakil Presiden ini tidak sampai ke Jember karena hanya diagendakan kampanye di Surabaya.
Informasi yang digali, tokoh – tokoh Golkar nasional dan tokoh lama yang juga pentolan dari Partai Golkar selama ini H Aksa Mahmud juga direncanakan hadir di Jember. Praktis, massa Partai Golkar yang akan hadir memenuhi GOR PKPSO Kaliwates diperkirakan mencapai 10.000 massa.
Kehadiran Surya Paloh ini, sendiri diharapkan dapat memompa semangat dari kader dan simpatisan Partai Golkar selama ini yang sempat kelam, karena dilanda beberapa konflik. Konflik yang kini dialami semua partai politik diantaranya konflik persaingan antar caleg di masing – masing daerah pemilihan (dapil).
“Kita harapkan dengan kehadiran Surya Paloh ke Jember sebagai pengurus DPP bisa melihat langsung bagaimana kondisi di daerah. Bahkan kita harapkan citra partai akan terangkat dan bisa memenangi Pemilu 2009 ini,” ujar panitia bidang OKK DPD Golkar Jatim, Drs H Mahmud Sardjujono.
Mahmud, menegaskan saat ini target utama Partai Golkar adalah untuk memenangkan kursi di parlemen. Kemudian melanjutkan ke jenjang Pemilu Presiden. Ke depan Golkar sendiri tidak begitu memperdulikan dan konflik kecil yang mungkin terjadi. Karena persaingan antar caleg juga dialami oleh partai politik lain di seluruh Indonesia.
“Itu hal biasa, ada konflik kecil. Kita akan harap Partai Golkar sebagia partai besar bisa meraih kursi dan memenangi kursi di Parlemen,” ujar Mahmud. kim


[+/-] Selengkapnya...

USAI DARI MANTENAN, NABRAK POHON, 2 KRITIS



JEMBER – Rombongan pengiring pengantin dari arah Banyuwangi ini berniat pulang. Tapi di Jl Pakusari – Banyuwangi tepatnya 200 meter dari SMAN 1 Pakusari mendadak oleng, lalu nabrak pohon dan ringsek di selokan pinggir jalan, Minggu (22/3) sore.

Banyak pengendara dan polisi sempat kewalahan memberikan pertolongan karena arus lalu lintas sangat padat, selepas kampanye PKB digelar di lapangan Pakusari. Dari lokasi kecelakan sekitar 500 meter.
Dalam kecelakaan itu sebuah mobil kijang warna abu- abu gelap selip dan nyungsep di selokan pinggir jalan. Sebelumnya mobil bernomor polisi AG 2924 HF ini sempat menabrak pohon sono keling di pinggir jalan. Bodi lantas masuk ke selokan dan penyok. Akibatnya, bodi mobil ringsek di samping kanannya.
Posisinya miring terjungkal. Dua penumpang perempuan masih kritis. Sopirnya Nanang (50) warga Perum Tegalbesar, selamat. Sementara 2 orang penumpang lainnya yang perempuan juga selamat. Seorang penumpang yang terluka parah, bernama Lestari, terjepit bodi mobil. Dia tidak bisa dikeluarkan hingga beberapa saat.
Setelah dibantu warga , dan polisi lalu lintas yang datang cepat selepas mengamankan arena kampanye PKB itu korban bisa dikeluarkan dari jepitan bodi mobil. Lukanya serius, di kaki, tangan dan kepala. Korban Lestari, langsung diangkut mobil patroli Polsek Sumbersari menuju UGD RSUD dr Soebandi untuk dirawat.
Kasatlantas Polres Jember AKP I Made Agus Prasetya, Sik, berada di lokasi dan langsung menanyai sopir kendaraan tersebut. Nanang, sopir mobil yang baru bisa keluar dari jepitan setir itu mengaku tidak ngantuk. Dia baru saja dari Banyuwangi, mengantar rombongan pengantin dari keluarga polisi, Bripka Aris. Saat itu dia berusaha membetulkan posisi spion. Tapi, ban sebelah kiri oleng, dan keluar jalan aspal.
“Aspalnya kan tinggi, ketika ban kiri keluar aspal, posisi anjlok. Saya lagi membetulkan spion. Akibatnya oleng, dan tak terkendali. Saya kaget,.. Pak. Begini ini jadinya,” ujar Nanang.
Kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah, karena mobil kijang super grand extra itu rusak parah. Belum ditambah kerugian perawatan terhadap 2 korban yang kritis di UGD RSUD dr Soebandi. “Oke, kalau tidak apa – apa, Pak Nanang. Sementara anggota Polantas membantu mengevakuasi mobil ini keluar,” ujar Kasatlantas AKP Made Agus. kim

[+/-] Selengkapnya...

PKB SHOW OF FORCE




RIBUAN MASSA KECAM 10 PEMBELOT

JEMBER - Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB Jember akhirnya menurunkan massanya. Ribuan massa terdiri dari pengendara sepeda motor, roda empat, hingga pasukan dedet (selep keliling) dikerahkan untuk pawai bersama yang dipusatkan di Lapangan Pakusari Jember, Minggu (22/3) siang.
Ribuan massa PKB ini membuktikan bahwa partai yang didirikan Gus Dur ini masih berakar kuat di Kabupaten Jember. Kendati belakangan PKB banyak didera berbagai persoalan internal. Mulai dari lahirnya dua kubu hingga anggota dan kader yang membelot ke PKNU.
Ada sekurangnya 10 anggota DPRD Jember yang membelot ke PKNU. Materi ini menjadi bahan kampanye PKB. Bahkan perilaku politik tersebut dinilai mengkhianati rakyat. Sebab, 10 anggota DPRD Jember yang membelot ke PKNU itu tetap mengambil gaji mengatasnamakan anggota PKB Jember.
“Apakah ini bukan pengkhianat, PKB. Semua masyarakat telah tahu itu. Saat ini tinggal kader PKB pilihan yang masih konsisten memperjuangkan kemaslahatan rakyat,” ujar Miftahul Ulum S.Ag, alias Cak Ulum, Ketua DPC PKB Jember dalam orasinya.
Sebelumnya, Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari PKB nomor urut 3 dan membawa pendukung terbanyak di lapangan Pakusari ini – Ir M Nur Yasin, MBA- menyampaikan cita – cita mulia PKB jika di Pemilu 2009 berhasil menguasai parlemen dengan 20 persen suara.
Tiga program pokok PKB yang akan diperjuangkan adalah, kemandirian pangan, kemandirian energi, dan kemandirian ekonomi. Kemandirian pangan artinya, bukan memurahkan harga sembako tapi meningkatkan harga jual beras petani.
Selama ini petani Indonesia hanya dibiayai 7 % anggaran, padahal mayoritas penduduk Indonesia adalah 60 % petani. Ke depan jika PKB memenangkan kursi di parlemen juga akan mengusung kemandirian energi, untuk membuka lahan pertanian 3 juta hektar yang menyerap 30 juta penduduk.
Terakhir adalah kemandirian ekonomi . Artinya, jika PKB menguasai parlemen di Indonesia maka tidak akan ada hutang luar negeri. PKB akan menciptakan sistem ekonomi baru, tanpa menggantungkan hutang dari luar negeri.
“Untuk mari jangan lupa, untuk beramai – ramai ke TPS, pilih PKB nomor 13. Jangan sampai golput, karena satu suara masyarakat saat ini sangat berharga,” tegas Nur Yasin.
Suasana mulai diwarnai rintik hujan, giliran tokoh Jember Gus Syef, bergiliran dengan KH Bahrullah Aziz, dan Miftahul Ulum memberi semangat kembali kepada warga nahdhiyin Jember bahwa PKB adalah satu – satunya partai yang dilahirkan Nahdhotul Ulama (NU). Dibarengi sholawat, Gus Syef, mengiringkan dan membakar semangat warga PKB untuk beramai – ramai menyukseskan Pemilu 2009 mendatang.
“Kita berikan kepada masyarakat caranya niat mencoblos besok... karena selama ini mencoblos tidak dipahami sebagai bentuk ibadah. Kali ini, datang ke TPS adalah ibadah, nahi munkar. Itu niatnya silahkan difoto kopi,” teriak Gus Syef, diiringi sholawatan.kim


[+/-] Selengkapnya...

GERAKAN SEJUTA POHON KLH DAN PT TELKOM


JEMBER – Gerakan Sejuta Pohon (GSP) dilakukan serentak di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, melibatkan semua unsur masyarakat desa setempat, mulai dari Tokoh Masyarakat, Ulama, perangkat Desa, Karang Taruna, Organisasi Kepemudaan, hingga pelajar SMA dan SMK se Kecamatan Kencong, Jumat (20/3) pagi didukung oleh PT Telkom Jember, dan Perhutani.
General Manager (GM) Kandatel Telkom Jember Ir Noufel yang ikut dalam acara itu mengatakan siap membantu siapapun anggota masyarakat untuk kelangsungan aneka ragam hayati. PT Telkom sebagai bagian dari stake holder bangsa merasa senang dan akan selalu mendukung.
Terlihat kelompok PKK, dan HIPPA se Kecamatan Kencong menerima bantuan bibit tanaman yang berasal dari Kantor Lingkungan Hidup Pemkab Jember, dan Perum Perhutani KPH Jember. Mereka antusias menanam di lahan masing – masing dan lahan – lahan yang rawan bencana di stren kali.
Aksi ini difokuskan di Desa Paseban, Kecamatan Kencong dalam bentuk Gerakan Sejuta Pohon dimotori langsung oleh Kepala Kantor KLH Drs H Ahmad Hariadi Msi. Jenis bibit tanaman yang ditanam di lahan – lahan sekitar sungai dan lahan masyarakat adalah jenis Ketepeng 1000 pohon, Mahoni 5.500 pohon, Trembesi 1000 pohon, Sawo Kecik 1000 pohon, dan Mangga 800 batang.
Menurut Hariadi, GJP ini dilakukan dengan motto “walaupun besok langit akan runtuh hukum lingkungan harus ditegakkan”. Dengan semangat selamatkan Bumi, selamatkan lingkungan, selamatkan air, dan selamatkan masa depan bangsa, GJP dilakukan untuk memberi warisan kepada generasi muda yang akan datang agar alam menjadi lestari.
Karena melihat potensi tanah di Kabupaten Jember yang subur dan banyak sungai maka banyak potensi bencana yang bisa muncul jika ekosistem tanaman tidak mendukung. Semisal di DAS Silo, Mayang, hingga Puger yang juga sampai ke Sungai Bondoyudo Kencong saat musim penghujan sering muncul kekhawatiran terjadinya bencana alam.
Jika itu terjadi, maka harta benda masyarakat miskin di pedesaan ikut terhanyut dan kerugian material sangat besar. Maka dari itu gerakan ini dilakukan sebagai wujud instrospeksi diri manusia yang mendiami bumi ini. “Sekaligus membantu dan mendorong program nasional melestarikan alam,” ujar Hariadi. kim

[+/-] Selengkapnya...

KPUD KELUARKAN PANDUAN CONTRENG YANG SAH

JEMBER - Banyak masyarakat yang belum paham cara mencontreng dalam coblosan Pemilu 9 April 2009 mendatang. Tapi, upaya sosialisasi KPUD Jember terus dilakukan. Baik melibatkan unsur masyarakat, parpol, hingga perkumpulan masyarakat di Desa, dan Kecamatan. Kali ini, KPUD mengeluarkan panduan cara menghitung suara yang sah, dan contreng yang sah.
Supandri SH, Divisi Advokasi dan Hukum KPUD Jember menjelaskan bahwa dalam peraturan terkini maka contrengan yang sah adalah mengikuti petunjuk dari KPU Pusat. Diantaranya pemberian tanda di surat suara itu dianggap sah ketika diberi tanda berupa silang, contreng, cawang, cawang tidak penuh, garis lurus hingga coblos.
Sebelumnya, sebelum perhitungan dimulai petugas PPS dan perhitungan suara di TPS harus mengerti surat suara yang tidak sah, dan dianggap sah. Surat suara yang dinyatakan sah jika surat suara ditandatangani Ketua KPPS, dan pemberian tanda itu satu kali di kolom partai.
Selanjutnya ada yang memberi tanda satu kali di kolom nomor calon, atau pemberian tanda satu kali di kolom nama calon. Bahkan ada yang memberi tanda lebih dari satu kali di kolom partai, nomor calon, atau nama calon.
Pemberian tanda lebih dari satu kali di kolom partai dan kolom nomor calon, atau lebih dari satu kali di kolom partai dan nama calon, atau di kolom yang sama atau pemberian tanda lebih dari satu kali di kolom partai dan kolom nomor calon, serta kolom nama calon di mana nomor calon dan nama calon di satu kolom juga dianggap sah.
Dalam perhitungannya harus dilihat tanda dalam surat suara. Surat suara sah dihitung hanya satu suara, berapapun tandanya.
Jika ditemukan tanda lebih dari satu kali di kolom partai, suara dihitung satu suara menjadi suara partai.
Jika ditemukan tanda lebih dari satu kali di kolom partai, atau kolom nama calon, suara dihitung satu suara menjadi suara caleg.
Jika ditemukan tanda lebih dari satukali di kolom partai dan kolom nama calon, suara dihitung satu suara menjadi suara caleg.
Suara dianggap tidak sah untuk surat suara yang tidak terdapat nama calon, dianggap sah sebagai suara partai politik untuk surat suara yang nama calonnya meninggal dunia atau dinyatakan tidak lagi memenuhi syarat berdasarkan pengumuman KPPS sebelum pemungutan dan penghitungan suara.
“Ketentuan ini, berikut gambarnya kita sebarkan ke PPS, dan petugas di TPS. Sebagai panduan untuk cara melihat dan perhitungan suara, untuk menentukan suara sah dan tidaknya,” ujar Supandri, SH.
Dia masih melihat jika nantinya ada perubahan dari KPU Pusat terkait aturan coblosan dan contreng itu, maka KPUD telah menyiapkan beberapa sarana untuk segera mensosialisasikan secepatnya ke bawah. Jika waktunya mendadak dikhawatirkan sosialisasi tersebut tidak maksimal dan akan menimbulkan kerawanan baru.kim


[+/-] Selengkapnya...

Ratusan Ribu Massa PDIP Merahkan Jember



*Megawati Yakin Menang

JEMBER - Ratusan ribu massa PDIP dari berbagai wilayah di Kabupaten Jember, dan sekitarnya tumplek blek memerahkan lapangan Mangli, Kecamatan Kaliwates Jember, dalam kampanye perdana PDIP Jumat (20/3) siang.

Massa yang hadir sejak pukul 13.00 WIB ini dengan sabar menunggu Ketua Umum PDIP Hj Megawati Soekarno Putri yang ditunggu – tunggu. Baru pukul 15.15 WIB rombongan kendaraan Megawati memasuki lapangan Mangli. Lima menit kemudian Megawati berorasi dan membakar massa PDIP yang lengkap dengan atribut patung banteng moncong putih memenuhi lapangan dengan beraneka ragam model tersebut.
Tak nampak petinggi PDIP Pusat yang ikut dalam rombongan itu. Hanya beberapa saja. Megawati tampak terlihat didampingi oleh Ketua Umum PDIP Jatim, Sirmadji, dan Ketua DPC PDIP Jember Kusen Andalas, Sip, yang juga Wabup Jember saat ini.
Setelah menyapa massa PDIP yang sudah sejak lama menunggu kedatangannya, Megawati langsung beranjak ke podium berukuran besar itu, 12 x 12 meter dengan backgroung gambar Megawati yang memegang serumpun padi.
Ratusan ribu massa PDIP langsung histeris begitu melihat penampilan Megawati di panggung. Orasi yang disampaikan sekaligus membakar semangat warga PDIP untuk berani mengkritisi sikap dan program pemerintah yang selama ini dinilai membodohi masyarakat kecil.
“Apakah saudara – saudara saat ini merasa kehidupannya lebih baik ?, apakah sembako saat ini murah ?, apakah ongkos transportasi sekarang ini murah, “ teriak Megawati, dan langsung dijawab massa secara serempak ,”Tidaaaakkk... !!!”.
“Loh, itu . saudara dengar sendiri. Tolong wartawan dicatat. Itu katanya rakyat, bukan ucapan saya,” sambung Megawati.
Diselingi pekikan “Merdeka” Megawati terus membakar semangat dan kesadaran masyarakat terutama massa PDIP untuk tidak mau hanya dijadikan pengemis oleh pemerintah dengan bantuan BLT selama ini. “Anak – anak kecil bapak – bapak dan ibu – ibu di rumah semua bertanya, kenapa dengan orangtua saya itu. Kok, susah – susah terjepit sampai pingsan karena memperebutkan uang dua ratus ribu. Padahal, uang itu tidak ada artinya untuk saat ini,” sergah Megawati.
Dan langsung disambut teriakan dukungan kepada Megawati. Berbagai macam celetukan massa menghiasi orasi Megawati yang bernada mendukung, dan mengelu – elukan. “Saya ke sini ini hanya mengingatkan jika PDIP besar, dan kuat, didukung dalam Pemilu 2009 ini maka secara otomatis pencalonan saya sebagai Presiden akan semakin kuat,” ujar Megawati.
Megawati lantas mengingatkan agar masyarakat tidak lupa mencoblos, dan mencontreng gambar banteng gemuk moncong putih, nomor 28 dalam Pemilu 9 April 2009 besok. “Posisinya ada di bawah. Buka kartu suara, dan lihat di bawah. Cari gambar banteng gemuk moncong putih, nomor 28,” sambungnya, disambut teriakan dukungan massa.
Megawati, dengan gaya mirip bercerita lantas menjelaskan beberapa tahap Pemilu sejak tahun 1999 kemarin. Di tahun 1999 PDIP menang secara nasional, dan tahun 2004 sejak pemilu langsung PDIP suaranya berkurang, dan kali ini di tahun 2009 bertekad untuk meraih kembali suara yang kurang di Pemilu 2004 kemarin.
“Saya selama ini selalu yakin dan mantap bahwa PDIP ke depan di Pemilu ini akan didukung masyarakat secara penuh,” ujarnya.
Sebelum mengakhiri orasinya, Megawati menegaskan kembali tentang pencalonannya dalam Pilpres 2009 mendatang. Untuk itu dia terus berkeliling Indonesia untuk memberi pemahaman dan penegasan kepada masyarakat dan massa PDIP untuk menyukseskan Pemilu 2009 ini, sebagai entri point menuju Pilpres Juli 2009 mendatang.
“Saya sudah keliling di 7 propinsi se Indonesia. Dan kita turun ke lapangan bertanya langsung kepada rakyat. Apa sebenarnya yang dirasakan masyarakat saat ini, adalah kesulitan. Kita harus menjadi bangsa yang kuat, berdiri di kaki sendiri, dan tidak mau bergantung kepada orang lain. Termasuk kita harus menjadi pribadi warga yang berkepribadian. Kalau hanya menerima BLT itu tidak memiliki kepribadian,” ujar Megawati.
Sepertinya, kinerja dan program Presiden SBY kali ini terus disorot oleh Megawati sebagai bahan kampanye dan orasi kepada masyarakat PDIP. Secara keras program BLT yang dilakukan Presiden SBY dinilai menghambur – hamburkan uang rakyat di tengah krisis ekonomi dilanda masyarakat dan ekonomui sulit.kim

[+/-] Selengkapnya...