DUDUK 2 JAM JADI JUTAWAN

Nih Dia !

GERAKAN SEJUTA POHON KLH DAN PT TELKOM


JEMBER – Gerakan Sejuta Pohon (GSP) dilakukan serentak di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, melibatkan semua unsur masyarakat desa setempat, mulai dari Tokoh Masyarakat, Ulama, perangkat Desa, Karang Taruna, Organisasi Kepemudaan, hingga pelajar SMA dan SMK se Kecamatan Kencong, Jumat (20/3) pagi didukung oleh PT Telkom Jember, dan Perhutani.
General Manager (GM) Kandatel Telkom Jember Ir Noufel yang ikut dalam acara itu mengatakan siap membantu siapapun anggota masyarakat untuk kelangsungan aneka ragam hayati. PT Telkom sebagai bagian dari stake holder bangsa merasa senang dan akan selalu mendukung.
Terlihat kelompok PKK, dan HIPPA se Kecamatan Kencong menerima bantuan bibit tanaman yang berasal dari Kantor Lingkungan Hidup Pemkab Jember, dan Perum Perhutani KPH Jember. Mereka antusias menanam di lahan masing – masing dan lahan – lahan yang rawan bencana di stren kali.
Aksi ini difokuskan di Desa Paseban, Kecamatan Kencong dalam bentuk Gerakan Sejuta Pohon dimotori langsung oleh Kepala Kantor KLH Drs H Ahmad Hariadi Msi. Jenis bibit tanaman yang ditanam di lahan – lahan sekitar sungai dan lahan masyarakat adalah jenis Ketepeng 1000 pohon, Mahoni 5.500 pohon, Trembesi 1000 pohon, Sawo Kecik 1000 pohon, dan Mangga 800 batang.
Menurut Hariadi, GJP ini dilakukan dengan motto “walaupun besok langit akan runtuh hukum lingkungan harus ditegakkan”. Dengan semangat selamatkan Bumi, selamatkan lingkungan, selamatkan air, dan selamatkan masa depan bangsa, GJP dilakukan untuk memberi warisan kepada generasi muda yang akan datang agar alam menjadi lestari.
Karena melihat potensi tanah di Kabupaten Jember yang subur dan banyak sungai maka banyak potensi bencana yang bisa muncul jika ekosistem tanaman tidak mendukung. Semisal di DAS Silo, Mayang, hingga Puger yang juga sampai ke Sungai Bondoyudo Kencong saat musim penghujan sering muncul kekhawatiran terjadinya bencana alam.
Jika itu terjadi, maka harta benda masyarakat miskin di pedesaan ikut terhanyut dan kerugian material sangat besar. Maka dari itu gerakan ini dilakukan sebagai wujud instrospeksi diri manusia yang mendiami bumi ini. “Sekaligus membantu dan mendorong program nasional melestarikan alam,” ujar Hariadi. kim

Tidak ada komentar: