JEMBER – Di tempat berbeda, Khofifah Indar Parawansa, mantan calon gubernur Jatim mengalami kekhawatiran yang sama dengan Jaringan Pemilih Rasional (Japer) Jember. Dia menilai kualitas Pemilu 2009 tak lebih baik dari Pemilu 2004 karena kualitas daftar pemilih tetap (DPT) tidak valid.
Khofifah Indar Parawansa, mantan Cagub Jawa Timur di sela-sela acara sosialisasi UUD 1945 yang digelar Partai Kebangkitan Nasional Ulama, di Pondok Pesantren Sunan Giri Jember, Kamis (19/3) mengatakan bahwa pemilu sangat tergabung pemilih.
“Depend on the voter, “ ujarnya.
Maka dari itu daftar pemilih tetap yang disahkan KPU itu haruslah benar – benar valid, dan tidak fiktif. Apalagi palsu. “Pemilihnya fiktif, maka yang terpilih juga jadi fiktif,” ujarnya.
Dia mengingatkan kepada partai politik untuk waspada. Karena dia mengaku sudah mengalami pahitnya kalah dalam Pilgub Jatim, karena ketidakberesan DPT.
"Pimpinan partai sebaiknya duduk bersama KPU dan Mendagri, untuk bicara ada apa dengan DPT, sehingga bisa melakukan langkah antisipasi bersama," ujarnya.
Dia menuding ada ada pola yang sama yang digunakan Pemilu Jatim dengan Pemilu 2009 ini. "Jika berpola sama bisa dipastikan perancangnya sama. Bau terasi sudah kita cium. Ketua-ketua umum partai sudah tahu siapa siapa perancang atau desainernya,” ujarnya tanpa mendetailkan.
Dia sangat menyesalkan sulitnya DPT diakses publik. Bahkan kejadian ini akan mirip dengan yang terjadi dalam Pilgub Jatim. "DPT itu dokumen pub lik. Kita tidak pernah dikasih. Laporan kita dianggap sepi," ujarnya.
Bahkan Kepala Kepolisian RI diminta segera memberi penjelasan kepada Komisi III DPR RI soal apa yang sebenarnya terjadi di tubuh Mabes Polri, terkait kontroversi kasus DPT di Jatim saat Pilgub.
"Presedn baik atau buruk di Pileg dan Pilpres waktunya bagi Depdagri dan KPU transparan membuka DPT itu," ujar Khofifah.
Di tempat lain, Kapolda Jatim Anton Bahrul Alam, mengaku menerima DPR RI Komisi III tanggal 28 mendatang di Mapolda guna keperluan penjelasan terkait pencabutan status Wahyudi Purnomo Ketua KPU Jatim dari tersangka ke saksi.
Sementara itu, Jaringan Pemilih Rasional (Japer) menilai ada sistem yang sengaja secara sistemik menghapus satu generasi dalam Pemilu 2009 ini. Japer menemukan itu dalam data yang diolah dengan sistem program khusus excel biasa, tapi dengan rumus temuan baru. Japer masih menemukan solusi. Tapi, perlu anggaran besar untuk memperbaiki DPT. Jika se Indonesia, bisa memundurkan jadwal Pemilu.
Japer dalam protesnya menempel daftar pemilih model A2.2 di tempat pemukiman padat penduduk. Tapi, di sana mendapat reaksi warga yang tidak masuk daftar pemilih. Data pemilih yang ditempel dirobek dan dibakar karena dinilai tidak valid dan membuat golput tinggi. Lembar model A2.2 itu sulit didapat dan tidak semua parpol diberi oleh KPUD Jember. kim
JAPER WARNING DPT, KHOFIFAH DESAK KASUS DPT
Label:
PEMILU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar