DUDUK 2 JAM JADI JUTAWAN

Nih Dia !

PERJUANGKAN LISTRIK WARGA, KADES MALAH DILAPORKAN KE POLISI



JEMBER - Niat memperjuangkan warga agar dapat penerangan setelah sekian tahun lamanya, Kepala Desa (Kades) malah dituduh merusak tanaman Mahoni, milik warga saat kerjabakti bersama 400-an warga melebarkan jalan.
Begitulah yang dialami, Kades Mulyorejo, Ir Asiruddin. Keprihatinannya terhadap kondisi desanya tak selamanya direspon baik oleh rakyatnya.
“Rakyat Desa Mulyorejo sebenarnya telah lama mengidamkan listrik. Tapi upaya kami bersama warga ada yang merespon negatif,” kata Ir Asiruddin Kepala Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Minggu (16/6).
Menurut Kades, dengan adanya listrik maka taraf perekonomian masyarakat akan meningkat. Karena akan muncul fasilitas lain semisal pendidikan, kesehatan, dan pelayanan lain.
Akses teknologi informasi juga bisa masuk dengan cepat. Pernyataan itu disampaikan saat kerja bakti bersama 400 –an warga desa setempat untuk melebarkan jalan menuju rencana lokasi Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Masih teringat jelas di ingatan bersama warga Jember di Surabaya Pagi, tertulis kisah kemenangan Ir Asiruddin, pedagang Pakis yang terpilih menjadi Kepala Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, bak Obama asal Indonesia.
Kini Obama dari Jember - begitu banyak orang menyebutnya – bersama warga berkeinginan merealisasikan cita-citanya membangun desa, dan mewujudkan keinginan warga untuk mendapat penerangan.
Tak mudah katanya, memenuhi keinginan warganya untuk mendapat penerangan listrik. Selain jarak tempuh jauh, sekitar 21 Km dari Kota Silo tergolong terpencil dan sulit mendapat akses keluar.
Tiang pancang terdekat milik PLN berada di Desa Pace sekitar 7 km dari perbatasan Desa Mulyorejo.
Untuk merealisasikan keinginan warga, Asiruddin bersama BPD Mulyorejo menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Hasilnya mayoritas warga sepakat mengusulkan proyek PLTA.
“Hasil musrenbangdes telah kami sampaikan dalam musyawarah kecamatan dan oleh Pak Camat telah disampaikan ke tingkat Kabupaten,” ujar Kades meyakinkan.
Hasil kesepakatan itu diantaranya upaya membuka akses jalan. “Tawaran pertama, lewat Kalibaru, menuju sumber mata air dan tawaran kedua melakukan pelebaran jalan setapak yang sudah ada,” kata Asiruddin.
Warga memilih tawaran kedua dengan alasan ingin memiliki akses jalan sendiri. Tapi, resiko dari pilihan itu adalah warga bersepakat untuk menyerahkan sebagian tanahnya untuk pelebaran jalan.
“Pelebaran jalan ini kami lakukan atas usulan warga, bukan atas kemauan kami sendiri,” ujarnya.
Sekretaris BPD Musawwir, mengatakan usulan rencana proyek PLTA disampaikan warga melalui forum musyawarah desa.
Sudah bertahun – tahun warga desa Mulyorejo mengalami kesulitan mendapatkan penerangan. Sementara desa tetangga telah lebih dulu menikmati faslitas penerangan.
“Kami sudah pernah mencoba mengajukan permohonan kepada PLN tetapi jawaban pihak PLN masih belum ada kejelasan,” kata Musawwir.
Maka saat ada rencana PLTA disampaikan kepada warga, tawaran itu disambut baik dan didukung mayoritas warga.
Tapi, Kades tak gegabah. Dia sadar betapa majemuknya masyarakat yang dia pimpin. Agar tak terjadi masalah, dikumpulkanlah 23 warga di rumahnya. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan untuk melakukan pelebaran jalan sebagai pilihan kedua.
“Kami semua sepakat ingin punya jalan sendiri. Kalau lewat Kalibaru sudah tentu terlalu jauh,” kata Pak Lus.
DILAPORKAN WARGA
Tapi apa lacur, Pak Ribut, warga yang tidak hadir dalam pertemuan itu, belakangan memprotes keras rencana pelebaran jalan karena mengepras lahannya. Dia bahkan melaporkan Asiruddin telah melakukan tindak pidana pohon mahoni miliknya.
Kasus itu sedang ditangani Polres Jember. Tapi warga tak tinggal diam. Mayoritas warga mendukung upaya Kades. Pak Fais salah satunya merasa heran kenapa Pak Ribut berbuat demikian.
“Saat kerja bakti itu warga tidak bertindak sebagaimana yang dituduhkan. “Diduga lahan yang rusak itu tiga minggu setelah kerja bakti,” ujarnya.
Warga menduga pemangkasan kayu mahoni sengaja dilakukan oknum tak bertanggungjawab untuk memfitnah Kades.
“Kami tidak tahu siapa yang dituduh melakukan perusakan. Apalagi saat kerja bakti Pak Kades sedang bertandang ke rumah Pak Ribut,” ujar Jarwo Polmas Desa Mulyorejo.
Demikian pula, Satromo alias Pak Makin Ketua Forum Pemerhati Kehutanan (FPK) Desa Mulyorejo. Kata dia, proyek PLTA akan memiliki dampak positif bagi peningkatan kehidupan masyarakat desa Mulyorejo.
“Jika proyek ini terlaksana, akan terjadi percepatan pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan di Desa Mulyorejo,” ujarnya.
Tapi, jika warga masih ada yang berfikir mundur akan menghambat percepatan pembangunan di Desa Mulyorejo.kim


Tidak ada komentar: