DUDUK 2 JAM JADI JUTAWAN

Nih Dia !

DUA PROYEK AIR BERSIH RP 350 JUTA SIA – SIA


• Dikerjakan Oknum Dinas, Terkesan Asal - Asalan

JEMBER – Warga masyarakat Desa Karangharjo, Kecamatan Silo, menyesalkan adanya dua proyek air bersih dan air minum di Desa Karangharjo, yang ditangani Dinas dan Oknum Dinas PU Pemkab Jember sebelum diganti PU Cipta Karya itu karena mangkrak. Padahal, nilainya tak kecil. Total Rp 350 juta.

Proyek pertama air bersih adalah di Dusun Darungan, Desa Karangharjo, Kecamatan Silo. Proyek ini adalah proyek APBD TK II tahun 2007-2008 senilai Rp 200 juta. Yang mengerjakan diduga kuat Abd Wahid, oknum Dinas PU Pemkab Jember.
Karena salah sasaran sumber mata airnya, macet. Sementara bangunan tendon air, dan BPT nya mangkrak. Terkesan proyek dikerjakan asal – asalan. Padahal, di Desa ini sudah ada rintisan pembangunan air minum. Bahkan ada HIPPAM yang kini mendapat penghargaan terbaik di Tingkat Pemprop Jatim, yakni Torap. Sayang tidak digunakan.
“Itu salahnya. Wong orang dinas itu ingin untung. Cari proyek yang sekadar dibangun aja. Tanpa ada perencanaan, dan penguatan masyarakat,” ujar H Sayadi,protes.
Sedikitnya, ada dua proyek besar yang mangkrak itu. Diantaranya adalah proyek yang dikerjakan dengan menggunakan anggaran Jappes, tahun 2007. Di proyek ini juga hampir serupa. Hanya sekadar dikerjakan tapi akhirnya jadi monument. Anggaran proyek kedua ini adalah Rp 150 juta.
Proyek terakhir dikerjakan di titik Dusun Glugu, Desa Karangharjo, Kecamatan Silo. Sasaran proyek adalah sama dengan Hippam, untuk melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat pegunungan di Desa Karangharjo, Kecamatan Silo.
“Tapi, mereka itu hanya bikin monument. Kalau benar- benar ada pemberdayaan. Ya masyarakat itu diberdayakan dulu, organisasinya diperkuat dulu. Wong kenapa tidak menggunakan yang sudah ada. Mereka ego sektoral kalau mengerjakan proyek, jadinya ya mangkrak,” ujar H Sayadi.
Ke depan, H Sayadi, akan berusaha mengawasi proyek – proyek yang akan direalisasikan di desanya tahun anggaran 2009, dan seterusnya. Karena jika tidak , maka masyarakat hanya akan dijadikan komoditi proposal program dan proyek. Begitu proyek dikerjakan, tidak ada manfaatnya bagi masyarakat.
“Kita akan awasi, dan terus kawal semua proyek yang masuk ke Desa kami, ke depan. Sebab, masyarakat sudah muak dengan ulah para birokrat, dan rekanan yang cuma ambil untung saja,” ujar H Sayadi. kim

Tidak ada komentar: