DUDUK 2 JAM JADI JUTAWAN

Nih Dia !

DITUDUH “CATUT” NAMA MEDIA


JEMBER - Ada ada saja ulah orang yang satu ini. Jumadi (41) warga Gebang, Patrang Jember yang tiga hari berunjuk rasa tunggal di KPUD Jember, Senin (22/6) dilaporkan ke Polisi oleh serombongan wartawan Televisi Jember.
Diantaranya, wartawan Global TV, An TV, dan JTV. Jumadi, dilaporkan Sudaryati Harmini alias Bu Yayuk, Kepala Sekolah TK Udhata Kelurahan Gebang, telah menjanjikan menayangkan kegiatan perpisahan TK yang dia pimpin ke media televisi.
Tapi, faktanya hingga kemarin sore tidak ada tayangan kegiatan itu di Televisi. Dia pun mengadu ke wartawan JTC Firdaus, dan langsung diteruskan ke Hanafi wartawan Televisi Global TV di Jember.
Mendadak mendapat berita itu, Hanafi, dan teman – teman langsung menyetting melaporkan ke Mapolsek Sumbersari, agar ada penangkapan serta penjebakan. Sebab, kejadian itu jelas jelas mencemarkan nama wartawan TV Global.
Begitu dipancing untuk merapat ke Kantor KPUD diajak pertemuan, di sana sudah siap anggota Polisi. Begitu muncul, Jumadi, lantas dicecar pertanyaan. Dia pun terpojok karena mengaku bilang ke Hanafi, telah menerima uang dari Kasek kendati dia tak meminta.
“Dia bilang terima uang Rp 200 ribu, lalu menjanjikan tayang kegiatan di Televisi. Kemudian kasek bilang bahwa dirinya merasa tertipu, karena sudah mengumumkan ke wali murid sore itu,” ujar Hanafi.
Tapi, polisi tidak percaya begitu saja. Jumadi, lantas digelandang ke Mapolres Jember untuk diperiksa. Termasuk, disebut sebut nama wartawan Tabloid Global, dari Surabaya bernama Jon Ambon.
Setelah dipertemukan ternyata, ada kesalahan persepsi antara Bu Yayuk terhadap pembicaraan Jon Ambon, serta Jumadi. Jon Ambon, menjanjikan tayang di media cetaknya di Global Tabloid, tapi didengar oleh Bu Yayuk sebagai Global TV. Bahkan, Jumadi, sempat mengaku akan mendatangkan wartawan TV JTV Jember, dan wartawan Radar Jember. Tapi, ternyata tidak kesampaian.
“Saya sudah bilang, saya berusaha kalau bisa nanti ditayangkan ke media JTV, dan Radar Jember. Saya kenal mereka. Saya diberi uang titipan. Tapi, saya tolak. Kata Bu Yayuk, tidak masalah diterima dulu. Saya simpan sampai sekarang Mas,” ujar aktifis Jumadi.
Karuan saja, dia berurusan dengan polisi. Akhirnya kejadian itu bisa diselesaikan damai oleh polisi. Bu Yayuk, salah dengar terkait tayangan yang disebut di Global, bukan Global TV, termasuk Jumadi salah persepsi menyampaikan ke Yayuk, Kasek.
Tapi, karena terlanjur diumumkan lewat pengeras suara Bu Yayuk, kecewa, dan memprotes Jumadi. Tapi, Jumadi bermodal kenal wartawan televisi hanya mengatakan bisa menjanjikan mendatangkan wartawan bukan soal terbit atau tayang tidaknya.
Kasek TK Udhata Sudaryati Harmini menjlentrehkan bahwa Jumadi adalah wali murid di sekolahnya. Dia percaya saja saat Jumadi mengaku bisa mempublikasikan acara perpisahan sekolah di tayangan berita JTV, Radar Jember dan Global TV.
Dia menuntut Jumadi, karena merasa malu karena terlanjur bilang di depan wali murid dan istri Kadiknas Pemkab Jember, bahwa perpisahan di TK Udhata akan tayang di Televisi.
Kasus itu akhirnya bisa didamaikan. Jon Ambon, yang merasa tidak memeras, dan menipu meminta semua pihak bisa memahami mis komunikasi itu. Tapi, jika ada yang memaksakan diri melaporkannya, dia juga bisa menuntut. Sementara Jumadi, merasa malu dan bersalah karena salah menterjemahkan pembicaraan dan tidak bisa membedakan mana media cetak Global TV dan Global Tabloid Mingguan. kim


Tidak ada komentar: