Tindak Lanjut Pertemuan 500 Kyai di Ponpes Langitan
JEMBER - Bertempat di Pondok Pesantren Al Qodiri Gebang Jember pimpinan KH Ahmad Muzakki Syah pertemuan lanjutan silaturrahmi kyai PBNU, PWNU, dan MUI se Jawa Timur beberapa waktu lalu menghasilkan beberapa point penting menyikapi politik terkini bangsa Indonesia.
Diantaranya adalah perilaku politik warga Nahdhiyin, dalam percaturan kehidupan berbangsa dan bernegara yang menolak semua bentuk praktek money politic (politik uang). Dalam pertemuan di Ponpes Langitan beberapa waktu lalu, seluruh pengurus NU di semua tingkatan dan ulama pengasuh Ponpes di seluruh Indonesia diserukan untuk mawa diri.
Mawas diri (instrospeksi) itu terkait kesalahan, kekhilafan, dan ketelodran dewasa ini dalam perilaku politik sehingga mengakibatkan menurunnya martabat perjuangan serta melemahnya persaudaraan ke NU an (ukuhuwah Nahdliyin).
Kesalahan itu utamanya terjadi perpecahan yang diakibatkan kepentingan sesaat. Bahkan diserukan untuk mempertinggi kewaspadaan terhadap bahaya yang mengancam NU semisal Atheisme yang bertentangan dengan garis moderasi NU, Liberalisme pemiiran keagamaan yang mreusak sendi sendi keimanan, syariat serta budaya religi Nahdliyin.
“Semua itu jelas akan merusak dan memotong haris hidup (lif line) perjuangan NU,” ujar Ketua PBNU KH Hasim Muzadi.
Muktamar NU ke 32 Januari 2010, di Makasar nantinya harus mampu menyelamatkan NU dari faham ekstrem kiri dan kanan (Tathorruf Tassyadudi dan Tathorruf Tasahuli) serta bersih dari intervensi dari manapun.
Bersamaan dengan itu pengurus / ulama serta warga NU diminta untuk mewaspada money politic yang beredar di setiap pemilihan segala tingkatan karena money politic berakibat sangat buruk ; merenggangkan hubungan ulama dan umat, terjadinya fitnah, menjauhkan pemimpin dan rakyatnya, menghilangkan sifat jujur (shiddiq) dan amanat (amanah) dari pemberi money politic.
Karena telah merasa telah membeli kyai dan umat sehingga pada gilirannya bangsa ini dipimpin oleh kesewenang – wenangan sreta perselingkuhan politik yang tak bertanggungjawab.
“Kita tetap boleh menerima pemberian tapi bukan yang menghancurkan perjuangan dan yang merusak moral. Martabat NU bisa rusak gara-gara money politic,” tegas Hasim Muzadi, di depan ratusan kyai yang hadir.
KH Hasyim Muzadi, juga menyeruhkan seperti hasil pertemuan di Langitan bahwa keadaan negara masih dalam carut marut akibat pertikaian dan saling tuduh antar pemimpin. Artinya segala sesuatu dapat saja terjadi, yang baik dan yang terburuk.
Maka seluruh jajaran NU diserukan merapatkan barisan (dengan terus beristighfar dan membaca doa hisz nasor) secara berjamaah serta kembali dalam bimbingan PBNU, sesuai dengan prinsip imaroh agar umat tidak tersesat jalan di saat suasana memburuk.
“Sudah terbukti berkali – kali bahwa jalan sendiri – sendiri dan tidak disiplin telah membuahkan kegagalan dan kerusakan di mana mana. Semoga Allah melindungi kita dan Indonesia,” sergahnya.
Dalam wawancara singkatnya, Ketua PBNU Hasyim Muzadi juga berbicara panjang terkait pemilu presiden. Sebelum ada perhelatan dan keputusan calon calon itu, PBNU menghimbau agar warga Nahdliyin memilih capres yang tidak menggunakan politik uang. Bahkan dihimbau untuk tidak memilih capres seperti memilih kucing dalam karung.
Dua hari menjelang batas akhir pendaftaran capres cawapres ini arah dukungan warga Nahdliyin belum bisa dipastikan.Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi tidak menampik bahwa baru ada kader NU bernama Jusuf Kalla yang merupakan warga dari Nahdliyin.
Menurutnya, yang terpenting adalah warga NU jangan sampai membuat gol bunuh diri. Artinya warga NU jangan sampai memilih calon pemimpin yang akhirnya justru menghancurkan warga NU sendiri. “Kita PBNU berkepentingan memberikan pencerahan kepada warga NU agar tidak membuat gol bunuh diri,” ujarnya.
Hasyim membantah melakukan pertemuan dengan JK di Situbondo kemarin. Tapi kata dia bahwa Jusuf Kalla (JK) diakui sebagai warga NU. Makanya dia tidak mempermasalahkan ketika JK hadir di komunitas NU mana saja.
“Lah wong warga NU, dia itu NU. Mau ke mana saja yang tidak ada salahnya. Blusukan ke mana saja, kalau warga NU sendiri kan tidak ada masalah,” ujarnya.
Secara institusi dia menolak pernyataannya di salah satu iklan JK itu dianggap sebagai PBNU mendukung JK. Sebab, dia mengaku hanya dimintai pendapat. Ternyata rekaman itu untuk iklan. “Tapi saya sudah minta untuk didrop kan. Dan besoknya sudah tidak ada lagi kan,” ujarnya.
Sejauh ini, Hasyim menegaskan secara pribadi penilaiannya terhadap JK adalah sebagai sosok yang bicaranya halus, tapi juga bicaranya benar. Bahkan JK dipuji Hasyim sebagai orang yang sering bertindak cepat, dan hanya membicarakan sesuatu yang benar – benar terjadi.kim
KETUA PBNU : “JANGAN PILIH CAPRES YANG BERPOLITIK UANG”
Label:
NAHDLOTUL ULAMA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar