DUDUK 2 JAM JADI JUTAWAN

Nih Dia !

DISERUDUK BANTENG, MATA SUSWATI BUTA

JEMBER - Nasib seseorang tak bisa ditebak. Bahkan akhir kehidupan seseorang pun masih menjadi rahasia Illahi. Termasuk siapa mengira jika seekor banteng besar itu bisa mengubah hidup Suswati.

Banteng hutan itu membuat mata sebelah Suswati, buat. Bahkan dia sempat menjalani operasi mata selama enam jam sesaat setelah diseruduk banteng liar hutan itu. Dia diduga mengalami luka di otaknya karena kemasukan daun asam ranji.
Suswati datang ke kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alama Jawa Timur II, di Jalan Jawa, Jember, Jumat (22/5). Ditemani suaminya, Muhammad dan seorang kerabat lagi dia menceritakan semua kejadian yang dialaminya sebelum dia dinyatakan sehat wal afiat.
Tapi dengan ciri khusus matanya hilang satu. Saat diminta membuka kacamata hitamnya oleh wartawan, perempuan berusia 35 tahun itu sempat menolak.
Suswati baru mau membuka kacamatanya, setelah diminta oleh Kepala BKSDA Jatim II Abdullah Effendi Abbas. Kaca mata dibuka, dan tampaklah mata sebelah kanannya terpejam sama sekali.
"Ini bola matanya sudah diambil. Kata dokter, kalau tak diambil khawatir infeksi," kata Muhammad.
Ceritanya, di medio September 2008 kemarin saat bulan puasa. Usai bersantap sahur dengan keluarga, Suswati menuju sungai Paliran tak jauh dari rumahnya.
Tepatnya di Dusun Gunung Remuk, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Ia bermaksud mencuci pakaian. Saat mencuci pakaian di air sungai itu dia tak memikirkan apapun yang ada disekitarnya. Bahkan suara gemericik air sungai itu membuat telinganya tidak mendengarkan suara apapun yang datang kepadanya.
Suatu ketika dia juga tidak mengetahui ada beberapa orang di sekitarnya berteriak-teriak mengingatkan ada seekor banteng mendekati dirinya. Posisi dia berdiri cukup mengkhawatirkan.
Ia juga tak tahu kapan banteng itu mendekatinya. Mendadak Suswati terjengkang. Salah satu ujung tanduk banteng itu sudah menancap di mata kanannya, dan menembus kepalanya.
Orang-orang ketakutan tak ada yang berani mendekat. Banteng itu masih berkeliaran. Beruntung Slamet, kakak Suswati segera berlari menyelamatkan tubuhnya dari cabik cabik sungu banteng.
"Suswati memakai pakaian warna oranye. Makanya dia jadi sasaran banteng itu. Wong setahu saya memang semua korban memakai baju warna oranje dan agak merah sehingga banteng itu mengamuk dan menerjang,” ujar Muhammad.
Dua korban lainnya di lokasi yang berbeda adalah Suhina dan Mat Rasid. Tapi belakangan kondisinya tidak separah Suswati istrinya.
"Banteng itu mungkin menganggap sungai itu sebagai habitatnya. Jadi saat ada Suswati, naluriah banteng ini ingin mengusirnya,” ujar Abdullah Effendi Abbas, Kepala Balai SBKSDA.
Ditambaha jarak antara sungai dengan hutan lindung Perhutani sekitar 2 Km. Korban saat itu segera dilarikan ke RSI Fatimah Banyuwangi. Kondisinya kritis. Operasi dilakukan enam jam lebih.
Kepala Suswati dibelah sebagian. Ada selembar daun asam ranji di otaknya. Dokter menyatakan bola mata Suswati tak bisa diselamatkan lagi.
"Kami memberi santunan Rp 25 juta, dan biaya operasi hingga obat telah ditanggung dengan biaya itu,” ujarnya.
Kata Suswati, melirih bahwa ,"Sudah takdir. Mau bagaimana lagi?" katanya.
Suswati sudah melupakan kejadian itu. Bahkan saat ada gurauan pertanyaan apakah banteng itu bermoncong putih atau tidak , dia tertawa tawa ngakak. "Waduh, sampeyan ini ada ada saja,” tukas mereka berdua. kim

Tidak ada komentar: