DUDUK 2 JAM JADI JUTAWAN

Nih Dia !

DIJANJIKAN KERJA, MALAH DISURUH NGEMIS

JEMBER - Aksi tipu daya untuk mendapat keuntungan pribadi segala cara dilakukan di jaman edan ini. Banyak akal bulus dilakukan.

Salah satunya adalah, beberapa orang mencari warga yang cacat dan tidak sehat untuk diajak ke Kalimantan. Di sana dijanjikan mau diberi pekerjaan menjual kecap. Tapi setibanya di Kalimantan, mereka disuruh mengemis.
Temuan itu, kini sedang didalami Polisi Resort Jember yang mendapat laporan kasus itu. Beberapa orang awam juga berusia lanjut serta cacat fisik telah banyak yang jadi korban.
Orang-orang seperti ini justru menjadi mangsa empuk bagi pelaku kejahatan yang kini telah merambah kalangan bawah.
Mereka diiming-imingi pekerjaan sebagai penjual kecap di Banjarmasin-Kalimantan. Bahkan, segala pengeluaran dari rumah hingga ke tempat kerja yang dijanjikan ditanggung sepenuhnya orang si pengajak.
Iming-iming ini sangat mujarab dan mampu memikat banyak orang rakyat miskin. Dan kondisi perekonomiannya yang pas-pasan. Karena iming-iming pekerjaan dengan jaminan berangkat dan hidup, membuat mereka luluh.
Modus baru ini bukan satu dua orang korbannya. Ada sekitar empat orang lebih. Satu diantaranya bernama Rahmat alias Ridwan (50) warga Dusun Sumberpakem Desa/Kecamatan Silo. Peristiwa itu terjadi sekitar bulan Mei 2009 ini. Asal mulanya, korban didatangi seseorang yang berinisial SG (50) warga Dusun Krajan Desa/Kecamatan Silo.
Saat datang kerumah korban, awalnya SG bertamu sebagai tamu biasa. Di sela-sela tamu-tamuan itulah, SG mulai memasang jurusnya. Jurus nya yakni menawarkan sebuah pekerjaan. Korban dijanjikan pekerjaan sebagai penjual kecap.
Selain dijanjikan pekerjaan, korban juga dijanjikan ongkos perjalanan gratis ditanggung SG. Dengan janji-janji itulah, korban tertarik untuk berangkat ke Banjarmasin-Kalimantan.
“Saya tertarik karena dijanjikan pekerjaan. Semua ongkos perjalanan dan kebutuhan makan ditanggung. Siapa yang tidak tertarik,” ujar Rahmat alias Pak Ridwan, korban.
Korban lain diantarnaya Pak Muhamad (52) asal Desa sama dengan Rahmat. Dan beberapa warga lain dari Dusun Kotok Desa/Kecamatan Kalisat. Rahmat dan Muhamad berangkat dari Silo ke Dusun Kotok Desa Kalisat di sana bergabung tiga orang.
Lalu, mereka berangkat sama-sama ke Terminal Tawang Alun Jember. Dari Tawang Alun, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Kalimatan naik bis.
“Ketika berada di terminal Tawang Alun, bukan SG lagi yang mendampingi, tapi orang lain. Saya tidak tahu namanya dan orang itu yang melayani semua kebutuhan kami,” tuturnya.
Begitu di pelabuhan Kalimantan, korban melanjutkan naik angkutan. “Ah nggak lama perjalanannya. Ongkosannya per orang Rp 2 ribu,” ujarnya.
“Saya ingat persis ketika turun berada di Jalan Antasari. Pokoknya situasi kotanya ramai. Dan, begitu saya tiba di sana langsung dikumpulkan di sebuah penampungan dengan jumlah sekitar 50 an orang,” bebernya.
Paginya, dia dan teman penghuni penampungan diberi pakaian.”Nggak tahunya setelah pakaian diberi penjelasan dia disuruh mengemis. Waduh, kalau ngemis saya tidak bisa, tapi saat itu saya pilih diam,” ulasnya.
Setlelah 14 hari di Kalimantan Selatan itu, dia tak betah. Diapun pulang. Setiba di rumah dia melapor ke Mapolsek Silo.
Kapolsek Silo, Iptu M Zaenuri, SSos mengatakan belum menerima laporan.”Saya belum terima laporan itu. Ya, kalau ada tentu akan saya tindaklanjuti,” janjinya. kim



Tidak ada komentar: