DUDUK 2 JAM JADI JUTAWAN

Nih Dia !

APTRI WARNING SBY

JEMBER – Asosisasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Wil XI mewarning alias memperingatkan kepada Pemerintahan SBY – Boediono untuk tidak merubah isi dan materi dari SK Menperindag 527 Tahun 2004 yang sangat membela kepentingan petani dan gula Nasional.
APTRI melalui ketua nya H Arum Sabil, meminta kepada Pemerintah agar siapapun yang nantinya diangkat Presiden sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan agar tidak mengotak atik SK 527 tahun 2004.
Sebab SK yang dibuat Menperindag saat kepemimpinan Megawati Soekarno Putri ini sudah mengatur pemberdayaan petani secara lengkap.
Ketua APTRI HM Arum Sabil, menegaskan lagi bahwa saat ini sudah ada pihak pihak yang mencoba merongrong SK 527 tersebut. Hal ini terlihat dengan banyaknya pernyataan akademisi dan politisi bahkan perwakilan petani yang membawa misi pengusaha.
Banyak yang tidak senang melihat petani tebu memetik keuntungan seiring naiknya harga gula local. Sehingga berbagai upaya dilakukan untuk membuka kran gula import.
Pemerintah sebagai regulator tata niaga gula sudah selayaknya tidak mengotak atik SK 527. Sebab, dalam SK itu sudah dengan jelas mengatur prosedur import dan siapa saja yang berhak melakukan impor.
Sehingga tidak terjadi seperti kejadian sebelumnya, perusahaan material bangunan bisa mengimpor gula. Dampaknya pasti harga gula nasional anjlok dan tidak bisa dikendalikan.
“Syarat pengimpor itu adalah perusahaan yang terdaftar. Nah untuk terdaftar ini, adalah perusahaan yang menggunakan bahan baku 75 % gula nasional,” ujar H Arum.
Kenaikan harga gula yang tinggi tidak dapat disamakan dengan harga beras.Sebab, jika dihitung fair kebutuhan gula konsumsi rumah tangga hanya 9 kg per kapita per tahun. Sehingga total kebutuhan gula nasional untuk rumah tangga hanya 2 juta ton per tahun.
Artinya, tidak rumah tangga tidak mengkonsumsi gula sesering gula. Jadi sebenarnya yang menginginkan harga gula turun adalah pengusaha makanan dan minuman. Selama ini mereka menikmati gula impor dengan harga murah. Dibanding harga gula local. Tapi, begitu harga gula Internasional naik mereka berpaling ke gula local. kim


Tidak ada komentar: