DUDUK 2 JAM JADI JUTAWAN

Nih Dia !

FORUM LINTAS PARPOL TOLAK REKAP SUARA KPUD

JEMBER - KPUD dinilai mendadak dan tiba – tiba saja menggelar rekapitulasi perhitungans suara PPK di Hotel Berbintang “Bandung Permai” sejak Sabtu (18/4) kemarin karena rekapitulasi perhitungan suara di tingkat PPK banyak yang belum selesai.

Sebelumnya, muncul isu perhitungan rekapitulasi itu karena instruksi KPU Pusat yang harus digelar sejak tanggal 17 April 2009, selesai atau tidak selesai.
Perhitungan manual KPUD ini banyak yang menyangsikan kebenarannya. Oleh sebab itu, forum lintas partai politik (parpol) di Jember menolak proses penghitungan suara manual yang dilakukan KPUD Jember itu.
Unjuk rasa pun digelar. Puluhan caleg dan Parpol yang tergabung dalam Forum lintas Partai berunjuk rasa meminta rekapitulasi itu dihentikan. Mereka menilai ada kecurangan dalam penghitungan suara di tingkat PPK dan PPS dan masalahnya belum diselesaikan.
Proses penghitungan kemarin berjalan cukup tegang, sehingga tempat penghitungan suara dijaga ketat 200 aparat kepolisian berpakaian preman dan dinas.
Menurut seorang caleg dari partai PDP Edi Purnomo, kecurangan mulai telihat jelas setelah ada pergeseran suara, baik antar caleg dan antar partai.
“Kami lihat penghitungan suara manual oleh KPUD saat ini, sebelum ada penjelasan dan penyelesaian dari KPUD terkait persoalan jual beli suara diselesaikan, yang dilakukan KPUD ini akan sia – sia. Kami dan teman teman partai lain akan menolak secara besar besaran terhadap hasil penghitungan,” ujarnya.
Semua caleg dan saksi Parpol ini menolak tandatangan. Termasuk caleg vokalis asal Partai Golkar Miftahul Rahman. Dia menilai, telah terjadi kecurangan di KPUD Jember yang sangat sistematis.
Dia mengatakan telah terjadi jual beli suara dan dilakukan Ketua KPUD dan jajarannya. Terkait angka golput di Jember, itu hanya omong kosong Ketua KPUD saja.
“Tujuan Ketua KPUD bilang begitu, agar harga kursi untuk menjadi anggota Dewan lebih murah,” ujarnya.
Dia menilai ada kesengajaan DPT dibuat semrawut karena dengan begitu akan gampang mengotak – atik suara pesanan. Menurut Ketua Forum Komunikasi Anak Bangsa (FKAB) Suharyono, dia sangat menyayangkan tindakan KPUD Jember, karena terlalu grusa grusu seperti dikejar target.
“Padahal ada PPK masih belum selesai menghitung. Perhitungan suara di PPK dapil I saja masih banyak yang belum selesai,” ujarnya.
Dia mengaku terkejut karena ada suara Partai yang perolehan suaranya minim. Faktanya di perhitungan itu malah diprediksi dapat kursi. “Darimana suara segitu banyaknya itu,” ujar Suharyono.
Lebih lanjut, Suharyono, mengatakan jika KPUD fair seharusnya dalam penghitungan suara manual baik PPS dan PPK juga turut diundang KPU bukan perwakilan partai saja.
Ketua KPUD Jember Sudarisman SS, menanggapi adanya aksi para caleg berunjuk rasa itu menolak hasil penghitungan ada manipulasi. Unjuk rasa itu bagian dari aspirasi caleg.
Tapi, pleno terbuka penghitungan suara yang dia lakukan katanya sudah sesuai UU Pemilu. Jika masih ada komplain dari para caleg, seharusnya saat penghitungan masih dilakukan di PPK dan PPS dan ada catatan dari PPK dan PPS. Sejauh ini belum ada keberatan satupun dari saksi. Bahkan Panwas tidak ada yang merekomendasikan adanya pelanggaran,” ujarnya. kim

Tidak ada komentar: