DUDUK 2 JAM JADI JUTAWAN

Nih Dia !

PEMILIH DI BAWAH UMUR DIKERAHKAN

10 Pemilih Dihalau

JEMBER- Pemilih di bawah umur terpaksa dihalau pemantau lapangan (PPL) Pilpres 2009 yang mengawasi 52 TPS se Kecamatan Gebang Jember, Jatim. Arif Masfuat, petugas PPL ini terpaksa menghalau belasan pemilih di bawah umur yang hendak mencontreng di TPS 13 lingkungan Ponpes AL Qodiri, yang selama ini dikenal sebagai tempat jujukan SBY.

Ada sekitar 10 orang pemilih di bawah umur mendapat formulir C4 tapi ditolak mencontreng karena ketahuan umurnya belum cukup 17 tahun. Sedangkan satu orang kuli asal Surabaya hanya bisa menunjukkan SIM C saat hendak mencontreng terpaksa ditolak. Sementara 2 pemilih yang dicurigai di bawah umur tidak hadir.
Informasi sebelumnya, dari 736 hak pilih yang didata di TPS 13 ini, sekitar 200 -an lebih masih di bawah umur. Diduga ada pengerahan oleh orang tak bertanggungjawab untuk mencoblos di TPS ini. Tapi, kenyataan ini ditolak KPPS setempat Agus Priyono. Menurutnya, pemilih di TPS 13 meningkat dari 398 di Pilleg kemarin menjadi 736 ini karena ada permintaan dari warga bahwa TPS sebelumnya terlalu jauh.
Bahkan santri Pondok yang selama ini mencontreng di luar TPS 13 meminta agar ikut mencoblos di TPS 13 saja, alias pindah tempat. Dan itu diusulkan sejak sebelum ada penetapan DPT. Sehingga di TPS 13 terjadi peningkatan jumlah DPT. Diakuinya bahwa kejadian di TPS 13 ada penolakan oleh PPL setempat dan Panwas terkait pemilih santri yang belum genap umur untuk mendapatkan hak pilih.
"Tapi, memang itu setelah dicek tanggal lahirnya tidak sesuai," ujarnya.
Di luaran isu menyebutkan bahwa di TPS 13 di dalam lingkungan Pondok ini ada upaya untuk meningkatkan perolehan suara capres pasangan tertentu. Sehingga ada penambahan jumlah DPT. Tapi, hingga pencoblosan berakhir di TPS ini tidak ada penambahan pemilih di bawah umur. Temuan yang pertama itu diperkirakan membuat pemilih lain tidak berani datang.
"Kita pantau terus sampai selesai Mas," ujar relawan, dari Unej Rico.
Sementara itu, beberapa mahasiswa Unej mencontreng di TPS 50 Jl Jawa IV menggunakan kartumahasiswa dengan penjamin dari kampung setempat. Mereka dinyatakan mahasiswa yang sedang kuliah di Unej tapi selama ini belum terdata di DPT. Tapi, mayoritas dari mereka mendiami tempat kost mereka selama lebih dari 6 bulan. Sementara itu KPPS setempat Sumartono, mengatakan bahwa permakluman ini dilakukan tapi ternyata tidak membuat mahasiswa berduyunduyun mencontreng.
"Itu dagangan kartu suara tidak laku... heheh," kelakarnya.
Setumpuk surat suara hingga pukul 12.45 WIB masih banyak. Dari DPT sekitar 400 lebih, hanya 232 pemilih yang masih menggunakan hak suaranya. Dinilai mahasiswa Unej kurang gereget menggunakan hak pilihnya di Pilpres tahun ini. kim

Tidak ada komentar: